SELAMAT MEMBACA

Selamat Datang Rekan-rekan Penggemar Cersil

Selasa, 19 Februari 2013

BERTEMU KAKEK - KAKEK ANEH

Kemudian Setelah membayar , Suro melanjutkan perjalanannya.

Dua desa telah terlewati..!!!

“ Tinggal memutari kaki bukit ini aku dah sampai desa waringin” batin Suro

Ketika asyik berjalan di lihatnya di kejauhan ada dua orang tua, yang satu berpakaian warna merah dan besar dengan sebuah kecapi di tangannya, Keapi tersebut terlihat seperti kecapi biasa saja cuman semua senarnya berwarna warni dan di ujung kecapi ada ukiran berbentuk seekor burung Rajawali yang indah sekali.

Sedangkan yang lain seorang tua dengan pakaian putih bersih membawa joran pancing..seperti layaknya pemancing cuman di ujung tali bukan tergantung pancing seperti umumnya, di Ujung talinya tergantung sebentuk tipis benda seperti pisau kecil yang ada kait di kanan dan kirinya, sedangkan di pangkal pisau itu terdapat rumbai-rumbai berwarna Merah, sementara Jorannya seperti sebentuk bambu tapi terlihat mengkilat mirip sebuah sinar mata golok saja layaknya.

"Sepertinya mereka sedang bertengkar,aneh sudah tua masih saja bertengkar, aku sebaiknya mendekat ah "gumam Suro

" Eh Pancing jelek ayo kembalikan telurku yang kau ambil tadi " kata kakek berpakaian Merah yang memegang sebuah kecapi.

" Enak aja dasar Kecapi Edan , kan tadi katanya kau berikan ke aku telur itu ,masak kamu minta lagi sekarang " teriak si kakek berpakaian merah dengan tak kalah sengitnya

" Yah tadi kan ku kasihkan kalau kamu mancing ikan Badar bersisik Emasnya dapat sebagai ganti telur itu , neh kagak dapat soalnya Ikannya , cepat kembalikan atau ku buat kau tidak bisa duduk juga tidak bisa berdiri " kata kakek berpakaian Merah.

" Waduh jongkok dong aku jadinya kecapi jelek, kagak mau enakan berdiri sambil makan telur daripada jongkok ha ha ha ha"

" Ngak mau di kasih hati rupanya dirimu….neh rasakan " Jurus Tembang Mengalun Hati Tertegun" tiba-tiba entah kapan kecapi tersebut sudah berada di depan orang tua tersebut terdengarlah denting suara kecapi yang mengalun merdu memikat hati menembang syair tentang kehidupan

" Seakan bercerita mau wahai manusia hindarilah angkara murka, adigang ,adi gung, adi guno, sopo siro sopo ingsun, kapak palune pande, ojo dumeh, dengki srehi, jahil meta khil ( Wahai manusia hiduplah dalam kebaikan, jauhkanlah sifat angkara yang menguasai hatimu, Menjauhlah dari sifat-sifat yang menganggap dirinya serba hebat sendiri, serba paling berguna bagi orang lain, Sifat dengki, tidak acuh dengan orang lain, apalagi sifat yang selalu mengganggu kehidupan orang lain "

Suara itu kemudian melengking,tinggi keangkasa dan tak berapa lama seakan keluar tenaga tak tampak yang menyergap kearah orang tua yang memegang pancing .

Dengan kalang kabut sambil mengayunkan joran pancingnya dia melakukan gerakan memutar joran pancing, maka terlihatlah tali pancing berputar dengan mengeluarkan suara desingan, " Weerrrrrr---ssriiing…..sungguh indah sekali " ( sebuah jurus yang sangat hebat dimana di kalangan dunia persilatan di sebut " Angin Berpusing Merontokkan Mega " ) sambil menggerutu kakek berbaju putih itu berteriak.

" eeeee kecapi jelek kau mau membuat aku babak belur ya"sambil mengayunkan kedepan joran pancingnya tiba-tiba mengeluarkan suara ledakan yang menggelegar begitu bertemu tenaga yang tak tampak dari petikan kecapi’’ Duar---duar deeerrrrrrr….der’’ seakan kaki bukit itu di landa gempa, terlihat dua orang terpisah sambil menyumpah-nyumpah.

 " kutu bau kau kecapi jelek tenaga serangan mu semakin dahsyat aja, ternyata jurus Tembang mengalun Hati Tertegun mu semakin hebat saja "

" ha ha ha kamu juga hebat tukang pancing jurus Angin Berpusing Merontokkan Megamu juga lebih dahsyat dari beberapa tahun lalu ha ha ha

Ternyata keduanya sebenarnya merupakan sahabat yang lama tak jumpa, dan mereka merupakan tokoh-tokoh aneh rimba persilatan seandainya ada orang yang tau siapa mereka tentu memilih kabur karena tahu sifat angin-anginan Dua pendekar tua tersebut serta sikap semaunya sendiri walaupun usia mereka telah tua. pemegang kecapi tersebut ternyata adalah KECAPI MAUT yang telah terkenal Belasan tahun lalu yang menghilang dari rimba persilatan dan kakek pemegang joran pancing itu tidak kalah aneh juga dia tidak terlalu mengutamakan sopan santun , lebih banyak semaunya sendiri, bergelar PANCING PEMANGGIL SUKMA ,sungguh aneh keduanya bisa muncul kembali setelah Belasan tahun menghilang dari rimba persilatan.

Ketika berbenturan dalam kekagetannya melihat akibat benturan tenaga tersebut yang membuat radius Lima Belas Meter hancur semua. Suro melihat sebuah benda yang di lemparkan ke udara dan kebetulan melayang ke arahnya maka  " Huffff " di tangkapnya benda tersebut.

" Benda apaan neh ??? Telur kayaknya"

Saat benturan tenaga tadi terjadi Suro berada di jarak sekitar Tiga Belas Meter dari tempat bertemunya tenaga dalam tingkat tinggi itu, Untung Suro telah melindungi dirinya dengan pengerahan Jurus ke Tujuh telapaknya ” Telapak Harimau Mengurung diri “ sehingga efek tenaga dalam benturan tersebut begitu menyentuh ke dekat batas pengerahan jurus telapaknya telah hilang tanpa bekas.

" Wah Telur apa neh gede banget "batin suro

Dilihatnya kedua kakek itu sedang tengok sana dan tengok sini.

" Eh kecapi bau dimana telur tadi kamu taruh . " Tanya Kakek Pancing Pemanggil Sukma

" Yah kulempar tadi ketika tenaga kita berbenturan " Jawab Kakek Kecapi Maut

" Dasar tua pikun kalau telur itu kok lemparkan bakal hancur kena efek pukulan kita " Teriak
Kakek pancing pemanggil sukma geregetan

" Eh iya..ya.. kenapa aku se tolol itu maafkan aku pancing rongsokan habis kalau ngak begitu bisa rontok aku kena seranganmu he he" Sambil dengan senyum Khas merasa tak bersalah

Tiba-tiba mereka di kagetkan oleh teriakan Suro." Kakek Telur inikah yang kakek-kakek cari..??"

Kedua pendekar tua tersebut kaget mendengar teriakan suro, dan tidak segera menjawab panggilan itu
Mereka kaget kok ada orang yang berdiri sehat dan utuh di dalam batas area efek serangan mereka, padahal setahu mereka jangankan manusia, lha wong batu atau kayu aja porak poranda. apalagi di dapati bahwa orang tersebut masih muda belia..sungguh mereka tidak percaya ada kejadian itu.

" Sungguh menyebalkan kalian ini kakek-kakek ada orang tanya bukan di jawab malah di pelototi " batin Suro…" Kok Pada Diem aja kakek-kakek,  aku pergi saja, kalau begitu !!" dan suro pun segera akan melangkah

" Eh sebentar-sebentar dulu Anak muda" hampir berbareng keduanya berteriak, dan tiba-tiba saja mereka sudah berdiri di hadapan Suro.

" Eh Kalau mau pergi Kasihkan dulu benda itu, Telur itu milikku "  hamper berbarengan mereka menjelaskan.

" Yah kakek bagaimana bisa telurnya Cuman satu ..kok bisa kakek berdua mengaku yang memiliki."

" Bener anak muda telur itu milikku"  kata kakek pancing pemanggil sukma

" kagak bisa itu milikku !! " kata kakek kecapi maut

Dan dilihatnya keduanya mulai bertengkar lagi dan akan memulai pertempuran.

" sebentar-sebentar kakek-kakek kalian tidak tau tuh akibatnya pertempuran kalian…. Coba kalian amati berapa mahluk hidup yang kalian bunuh….?? " Tanya Suro

" Tidak ada Makhluk hidup cuman pohon " jawab kedua kakek itu cepat

" Banyaklah yang sudah kakek –kakek Bunuh akibat adu tenaga tadi," Suro berkata tidak mau kalah

" Mana Buktinya Hayo " kata Kakek Kecapi cepat

" Wah Kakek ini lho " Sudah begini saja kalau aku bisa membuktikan maka serahkan padaku untuk menentukan bagaimana nasib telur ini akan jadi milik kakek yang mana, gimana setuju atau tidak ?? " kata Suro

"Aku setuju," kata Kakek Kecapi Maut cepat
 
" Eh Pancing rongsokan gimana denganmu, kok diem aja taakuuut ya. kalau ternyata telur itu jadi milikku"    
( pancing dan kecapi adalah panggilan akrab keduanya yang di pakai sudah bertahun-tahun sampai seakan-akan mereka melupakan nama sendiri karena kebiasaan mereka tersebut).

Biasa penyakit orang persilatan kalau sudah dengar ejekan kata takut, maka tanpa pikir panjang lagi ia menyetujui juga hal tersebut, Padahal biasanya Pancing pemanggil sukma sangat teliti dan bijaksana dalam mengambil keputusan gara-gara umpatan sahabatnya di depan anak muda itu makanya dia ngak pikir2 lagi…

" Baiklah kalau semua dah setuju , banyak sekali makhluk yang kakek berdua bunuh akibat pertempuran itu " sejenak Suro diam sambil mangambil nafas

" Coba lihat sekarang pohon manga besar yang roboh itu " suro berkata sambil menunjuk batang pohon mangga tersebut

" Yah emang apa hubungannya sama pohon itu ??" sahut Kedua Kakek itu hampir berbarengan
 " Pohon itu adalah tempat berteduh para hewan ketika panas, dibawahnya banyak rumput yang hijau yang dapat mereka makan bersama anak-anaknya, dengan robohnya pohon Mangga itu mereka harus mencari makan ke atas lereng gunung yang terjal, bukankah akan mati anak-anak mereka yang masih kecil dan juga tuh anak-anak monyet yang harusnya bisa makan buah manga jadi tidak bisa lagi, bukankah sama saja kakek-kakek membunuh mereka"

" heemm… bagaimana pendapatmu pancing " kata kakek kecapi karena dia tau pasti sahabatnya ini selalu bijak mengambil keputusan.

" Yah kalau di pikir-pikir seh benar juga tuh kata anak muda itu Kecapi, cuman kan itu nanti matinya masih lama he he " Kilah Kakek Pancing

" Trus yang mati mana ??, Mana bukti kalau kami saat ini telah membunuh makhluk hidupnya " Kata Kakek Pancing kemudian

" mau bukti kakek-kakek…." Kata suro sambil tersenyum

" Tentu harus ada bukti dong " berbarengan kedua kakek aneh itu menyahut sambil tersenyum penuh kemenangan, karena memang mereka melihat tidak ada satu hewan pun mati.

" Tuh " kata Suro sambil menunjuk ujung batang pohon

" ngak ada.. ngak ada kelihatan" seru kakek pancing penasaran

" ayo kita dekati kek " mereka berbarengan mendekati pohon tersebut ,ketika mendekati ujung pohon mangga.

" Manaaaa ?????, jangan ngelantur anak muda "  Kata kakek Kecapi setengah dongkol juga

" Tuh kek lihat banyak semut pada mati semua" kata Suro sambil tersenyum

" HaaaaaHHHHH, kurang ajar Kita di kadalin anak masih ingusan "seru kakek pancing dengan suara keras

" Iya bener kurang ajar neh anak " sahut kakek kecapi.

" he he he jangan marah dulu kek , kan aku tadi bilang makhluk hidup, emang apa aku bilang manusia kah atau aku bilang ada kerbau atau sapi yang mati, kan enggak kan " kata Suro Sambil senyum simpul.

" Sialan ini gara-gara dirimu pakai ngejek aku takut segala Kecapi buntut , kalau tidak mana mungkin kita di kerjai anak ingusan ini " kata Kakek pancing mendongkol

Tiba-tiba..

" Ha ha ha ha ha "  kedua kakek aneh itu berbareng ketawa .

" Dasar kakek-kakek aneh sudah di kerjai malah ketawa bukannya marah" batin Suro

" Siapa namamu anak muda ?? " Kata Kakek Pancing setelah tertawanya reda

"Suro Bledhuk kek, Maaf atas kelancanganku barusan" Kata Suro dengan Hormat

" Dasar memang kamu kurang ajar ha ha ha"

" Namamu aneh banget anak muda masak Debu (bledhuk ) kok bawa-bawa segala jadi nama"

" Sebenarnya justru kami yang harusnya minta maaf karena kelakuan kami kayak anak kecil " Kata Kakek Pancing

" Wah…" Suro melongo mendengar kata-kata itu “ masak aku yang ngerjai, dia yang minta maaf “
” Bener kata kakek bunyut dunia persilatan memang menyimpan misteri dan keanehannya sendiri”

" Oh iya kakek-kakek berdua yang sakti kalau boleh tau siapa ya nama ataupun gelarnya kakek berdua "

" Ah kayaknya nama asli kami sudah lupa panggil aja Kecapi Maut dan Pancing Pemanggil Sukma" kata kakek Kecapi sambil memperkenalkan diri juga rekannya.

" Wow keren kek gelarnya " canda suro karena dia tidak tau siapa sebenarnya kedua kakek itu yang merupakan dua orang aneh rimba persilatan yang sangat di takuti dan memang sudah menghilang belasan tahun lalu.

Kedua kakek itu tersenyum melihat tingkah Suro

" Kamu mau kemana Suro……" Tanya kakek Kecapi

" Mau ke desa Waringin kek menemui pamanku," jawab Suro

" Oh iya kamu bisa silatkah Suro, sambil matanya menatap mata suro yang terlihat begitu bening seperti samudera dalamnya.

" Heeem anak ini sepertinya bukan sembarangan anak, kalau bukan karena aku sudah puluhan tahun berkelana ,aku tidak akan tau bahwa tenaga dalamnya sangat sempurna sehingga bisa di sembunyikan dan tidak memancar keluar tapi darimana dia belajar, dengan umur semuda ini mempunyai tenaga dalam begitu sangat sempurna " Batin Kakek Pancing

Suro yang di pandangi Kakek Pancing jadi tidak enak….." Sedikit kek..silat kampung saja "..ketika di lihatnya kakek tersebut tidak menjawab dan masih memandanginya saja,

" Eh kek ada yang anehkah…"

 " Oooo Tidak-tidak he he he " Jawab Kakek Pancing Sekenanya saja

" Siapa pamanmu namanya Suro " si kakek pancing bertanya menyelidik Hal itu dilakukan karena melihat keanehan yang ada di diri Suro, siapa tau pamannya merupakan pendekar terkenal yang ia kenal.

" Suwito Kek " jawab suro

" Wah Sungguh aneh…namanya seperti bukan nama pendekar terkenal " batin kakek pancing
" Apakah dia seorang pendekar Suro " Lanjut kakek Pancing

Suro teringat akan pesan ibunya bahwa jangan sampai menceritakan sesuatu yang nantinya bersangkutan dengan perguruan Merak Emas sebelum , dia mengetahui secara jelas permasalahan yang terjadi belasan tahun lalu

" Ehm bukan kek hanya petani biasa " Jawab Suro cepat

" Trus apa Cita-citamu " tiba-tiba si kecapi menimbrung

Mereka mulai menyukai pribadi Suro walaupun kelihatan ndhablek ternyata sangat tau sopan santun.

" Aku seh pengennya bisa mempunyai perguruan sendiri dan menjadi ketuanya , supaya bisa menjaga perdamaian dunia persilatan kek, Gimana Mantap ngak Kek..he he he " Gurau Suro.

" Wah itu gampang Gimana kalau Kamu jadi murid kami aja " kata Kakek Kecapi seenaknya

Suro sejenak melenggak mendengar hal itu sambil tersenyum dia menjawab " Kata guru kampungku aku di larang berguru dengan siapapun lagi, cukup sedikit ilmu itu aja katanya " jawab suro merendah

" Lha trus bagaimana kamu mau jadi ketua perguruan kalau tidak belajar silat dengan sungguh-sungguh dan tentu silat yang tinggi…" seru si kecapi yang memang punya sifat asal jeplak tanpa piker dulu..

" Yah kan untuk menjadi seorang ketua perkumpulan bukan hanya Ilmu kesaktian saja tapi kan yang terpenting mau di bawa kemana arah perguruan kita, kalau mau di bawa kearah kebaikan pasti banyak kek yang akan bergabung " Kata Suro kemudian.

"  ha ha ha ha bener-bener sungguh anak muda yang bersemangat kalau gitu aku ikutan bergabung ya, he he he " tiba-tiba suara kakek Pancing yang mengejutkan Suro dan kakek kecapi.

Ternyata kakek pancing dengan Analisanya yang hebat sudah tau pasti ada latar belakang yng besar di diri anak muda ini dan yang pasti dilihat dari analisanya Tenaga dalam anak muda ini sempurna sekali..bahkan bila dia bergabung dengan kakek kecapi belum tentu dapat unggul juga…Entahlah bagaimana dengan ilmu silatnya….batin Kakek tersebut

" Aku dan kakek Kecapi akan bergabung dengan perguruanmu daripada kami keluyuran tak tentu arah….tapi ada syaratnya..?? bagaimana??? "

Senin, 18 Februari 2013

SURO MERANTAU

"Bersiaplah suro "….mulailah nyai sabrang menyerang suro

"jurus merpati meninggalkan sarang di gelar dua tangan menyerang bersilang kedepan dengan tenaga secukupnya karena nyai sabrang belum tau sejauh mana kemampuan anaknya.

Suro yang merasa ini adalah pengalaman pertamanya bertempur pertama-tama masih canggung…" Ketika pukulan itu hampir sampai dengan jurus pertama dari 12 jurus telapak Harimau dia menangkis serangan ibunya

" tapak harimau menyambut mentari " dua tangan mendorong kedepan perlahan sekali , tak dinyana betapa kagetnya nyai sabrang, ternyata tapak tersebut datangnya cepat sekali dan berbentuk telapak tangan yang jumlahnya banyak sekali

" Ayaaaaaa .." dengan gerakan walet menari di bawah hujan nyai sabrang menghindar

" wah Suro ternyata gebrakan pertama saja seranganmu begitu dahsyatnya"  batin nyai sabrang

" terima seranganku selanjutnya ".teriak Nyai sabrang.

Serangan dengan gaya Merpati Turun Dari langit., Suro seakan melihat puluhan bentuk paruh yang menyerangnya.

" Wah ibuku ternyata hebat sekali," batin Suro 

Sambil kaki melangkah membentuk setengah lingkaran tangan membentuk cakar dan mengebas ke depan jurus kedua tapak harimau di keluarkan “ Telapak harimau membelah angkasa “

Puluhan bentuk paruh dari tenaga dalam berbenturan dengan puluhan berbentuk cakar , berwarna merah yang membawa hawa panas luar biasa,"  des…des….plak…plak duar…" akibat benturan itu Suro mundur dua langkah kebelakang.  sementara ibunya berjungkir dua kali dengan gerakan yang manis mendarat di tanah.

" Wah hebat sekali kamu Suro " berapa bagian tenaga dalam yang kau keluarkan.

" baru 10 persennya bu "

" Jiahhh..baru segitu aja bisa menahan jurus ibu"

" Sepertinya ibu tidak akan bisa mengukur seberapa tinggi Tenaga Dalammu, Udahlah ngak usah di lanjutkan ujicobanya ," Ibu nyerah aja.
" Entar kalau ibu kelelahan malah ngak bisa masak jadinya hi hi hi ."

" Ah ibu ini mengalah aja pada Suro ya, biar aku tambah semangat , gitu ya bu."

" Ngak suro kalau melihat dua jurus serangan telapakmu tadi aku teringat ayahmu, dulu ayahmu mempunyai ilmu telapak yang hampir sama sepertimu, cuman di jurusmu ada perubahan yang berbeda dengan unsur hampir sama, bahkan sudah sampai tingkat tujuh Ayahmu menguasai dan katanya itu adalah tingkat tertinggi ilmu telapak itu "

" Yang kamu pelajari sudah sampai tingkat berapa nak ?"

" Ah benerkah bu katanya tingkat tujuh tingkat tertinggi ?"

" Bener Suro " kata Nyai sabrang.

" Sebenarnya berapa tingkat yang sudah kamu kuasai "

" Tingkat dua belas bu"

" Hhhhaaaaahhhh !!!  ibunya terbengong , kamu…kamu, ngak ngaco kan suro…kamu ngak habis mabuk jengkol kan suro ??"  Tanya Nyai sabrang dengan perasaan yang terkejut sekali.

" Bener bu suer deh, mana aku tau kalau ilmu itu hanya sampai tingkat tujuh, yang jelas aku dah kuasai sampai tingkat dua belas bu."

" Heeemmm..sungguh luar biasa kalau begitu..berarti kakek buyutmu memang menyimpan ilmu itu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, berarti beliau memang sudah ada tanda-tanda mengenai musibah yang bakal terjadi pada perguruannya di kemudian hari "

" lalu tenaga dalammu bagaimana bisa sesempurna itu, karena tenaga dalam harus di pupuk selama berpuluh-puluh tahun untuk bisa sedahsyat itu "

" sebenarnya beberapa tahun yang lalu aku di tarik oleh monyet merah itu bu ke sebuah lorong yang tembus di atas gunung,dan di sana aku makan dua helai daun yang bersinar dan satu buah berwarna kuning"

" Apakah daun itu seperti rumput yang bersinar merah dan putih"

" Bener bu kok tau ?"

" Sungguh beruntung dirimu anakku, dua helai daun rumput itu menjadi rebutan orang-orang rimba persilatan karena bisa menambah tenaga dalam 80 tahun latihan, tenaga api dan tenaga dingin, juga buah itu adalah buah yang sangat berguna untuk melebur kedua tenaga dalam itu supaya dapat berdampingan dalam tubuh seorang manusia juga meningkatkan kecepatan bagi orang yang melatih ilmu meringankan tubuh, tak kusangka dirimu bener-benar beruntung Suro"….Mata nyai sabrang berkaca-kaca.

"OO begitu ya bu ternyata gunanya rumput dan buah yang kumakan itu, Oh iya ibu aku juga menemukan sejenis jamur yang bertahun-tahun bahkan tidak busuk lho , " kata suro melanjutkan.

" Seperti apa warna dan bentuknya suro ?? "  Tanya Nyai Sabrang

" Bentuknya seperti jamur biasa ibu cuman berwarna hijau"

" wah itukan jamur yang sangat berharga dan langka..dimana jamur itu sekarang Suro? " kata Nyai sabrang cepat , karena dia sebagai tabib tau bagaimana berharganya jamur tersebut.

" Sudah ku buat obat bu, seperti ibu merajik obat karena suro inget cerita ibu bahwa jamur itu sangat berkhasiat, dan sebagian masih dalam bentuk aslinya, juga masih ada ku simpan di kamar "

" Syukur kalau gitu..simpan baik-baik dan gunakan buat membantu bagi yang membutuhkan ya, Sekarang coba kamu demonstrasikan seluruh kepandaian silat yg kamu miliki "  kata Nyai Sabrang kemudian.

" Baik bu'

Tanpa Menunggu lagi Suro mulai menggerakkan tubuhnya guna mulai mendemonstrasikan 12 telapak harimaunya….begitu suro sudah mulai memainkan jurus telapak itu, mula-mula dia mulai memainkan 4 Jurus telapak harimaunya dengan menggunakan Hawa Panas sebagai landasan penggunaan hawa serangannya, Terasa angin panas yang menyengat pori-pori di tubuh Nyai sabrang.

" Wah luar biasa penguasaan hawa panasnya sepertinya sudah menyatu dengan darah dan dagingnya, dan seperti sudah di latih puluhan tahun lamanya saja "

Tiba-tiba pada Jurus telapak kelima terasa hawa dingin Yang semakin terasa seiring peningkatan penggunaan jurus sampai jurus ke delapan,

" Wah ternyata Hawa Dinginnya pun sudah menyatu di dirinya sebagaimana hawa panas dalam tubuhnya " seiring itu Nyai sabrang juga mundur beberapa langkah kebelakang karena dengan menggunakan ilmu Dinding Menahan Hembusan Agin,  masih terasa dapat di tembusi Hawa dingin yang luar biasa itu

" Anakku tak kusangka ilmu yang engkau kuasai bahkan kedahsyatannya sudah melebihi Ayahmu " Gumam Nyai Sabrang Takjub.

" Suro-Suro Takdir telah mengatakan lain, ibu mengharapkan engkau menjadi orang biasa saja, Tapi tanpa Guru pembimbing malah engkau mampu menguasai Ilmu yang dahsyat sekali, Ya sang penguasa Jagat Lindungilah anakku sepertinya engkau memang menghendaki hal lain padanya, tidak sesuai dengan harapanku sebagai Ibunya " Batin Nyai Sabrang bergejolak

Dan Ketika Suro Mulai menggelar Jurus Ke Sembilan sampai dua belas ...Nyai sabrang hanya melongo dan tertegun sampai lupa entar ada lalat atau tidak masuk kemulutnya he he he ,karena melihat demonstrasi ilmu yang luar biasa untuk di gambarkan itu, yang bahkan dia sendiripun belum pernah melihatnya.

Setelah memainkan ilmu telapaknya Suro Mengambil Sebilah bambu mulai memainkan 7 jurus pedang pembelah bumi. Nyai sabrang hanya melihat ratusan Bambu yang berkombinasi, bersatu dengan gerakan Suro.

Kadang Bambu tersebut terlihat Diam tapi begitu Nyai sabrang Melihat arah yang di tunjuk Bambu itu dilihatnya Batang Pohon yang ada di depan Arah Bambu sudah berlobang puluhan banyaknya.

" Luar biasa ternyata dia juga sudah mampu menguasai tekhnik yang di sebut Hawa Pedang Lebih Berbahaya Dari Pedang Itu Sendiri " Sungguh luar biasa kamu Suro seperti menggumam dan gemetar tubuhnya menyaksikan kedahsyatan ke 7 jurus ilmu pedang itu.

Setelah Puas dengan 7 Jurus Ilmu pedangnya Suro Mulai memainkan Tiga Tekhnik melempar senjata Rahasia.

Tekhnik pertama " Melepar Bara menembus Awan " di gunakan , Ketika Lima pisau kecil di lontarkan Pisau tersebut dapat Melengkung dan menghantam sasaran sebuah batu yang berada di belakang Dua pohon di depannya.

" Wuiih Mantap Bahkan Tekhnik Melempar Bara Menembus Awan yang dia gunakan lebih sempurna dan seakan memiliki mata bisa melihat kalau sasaran ada di belakang sebuah benda lain, Bahkan aku yang memiliki tekhnik itu sudah puluhan tahun belum mampu melakukan seoerti itu " Gumam Nyai Sabrang

Bahkan Begitu Suro Mulai menggelar dua tekhnik selanjutnya, maka semakin terkejutlah Nyai sabrang
" Sepertinya Entah ada atau tidak di dunia persilatan ini orang yang mampu menandingi Teknik lemparan senjata Rahasia Suro yang luar biasa itu,"

" Sungguh Tak Kusangka dirimu bisa sehebat dan seahli ini, Padahal kamu hanya belajar dari kitab lusuh yang di tinggalkan kakek buyutmu, Pasti di kitab itu kakek buyutmu sudah menulis secara detail bagaimana cara menguasai, ilmu-ilmu yang ada di kitab itu " Nyai Sabrang hanya bisa berkata-kata di hati, dan terihat betapa kebahagian terlihat jelas di wajahnya, atas apa yang di raih anak tunggalnya tersebut.

Kemudian Terlihat Suro mulai menggelar 3 Jurus bersatu padu dengan angin , hampir pusing rasanya nyai sabrang melihat betapa cepatnya gerakan Suro kadang hilang kadang muncul di tempat lain seperti siluman saja, dan tiba-tiba Suro menghilang.

" Wah Suroooo…suroooo di mana kamu ????"
" Wah jangan-jangan anak nakal itu kesasar ke lain alam neh, karena terlalu cepat geraknya " Batin Nyai Sabrang kebingungan sambil tengok kanan dan Kiri

" Ciluk baaaa…a..a.." tiba-tiba di depannya Nyai Sabrang muncul Suro sambil berteriak membuat kaget Ibunya.
" Jedhuuk pletak !!!!"

" Aduh buu ampuuunnn, benjol lagi neh kepalaku "

" Makanya jadi orang jangan jail kagetin orang tua aja " Kata Nyai Sabrang sambil Melotot matanya
sementara Suro cuman bisa nyengir kuda aja.

Beberapa Waktu Tlah Berlalu.

Di Suatu pagi saat itu cakrawala di hiasi dengan semburat cahaya mentari, angin berhembus sepoi-sepoi di sebuah rumah di ujung desa LEMAH IRENG, duduklah seorang pemuda remaja dan ibunya…siapa lagi kalau bukan Suro Bledhuk dan Nyai Sabrang.

" Suro hati-hati di perjalanan ya, Ikuti alur yang sudah Ibu beritahu ya..!!"

" Yang terpenting jangan nakal ya selama di perjalanan," kata Nyai Sabrang

" Ah ibu ini emang aku anak kecil pakai kata jangan nakal segala," Kata Suro dalam hati

" Dan jangan mengoda gadis-gadis saja, nanti urusanmu malah ngak kelar-kelar serta yang utama selalu utamakan kebajikan, ibu selalu akan meminta pemberi hidup selalu melindungimu” kata Nyai Sabrang kemudian.

" Baik Bu akan selalu kuingat nasehatnya, Aku berangkat dulu Doakan anakmu berhasil ya bu sampai jumpa."

Dengan berat hati Suro pergi dari desa tempat dimana dia di besarkan untuk mencari kebenaran dan menguak misteri tentang kehidupannya, tak terasa sudah Tiga bulan Suro meninggalkan rumah banyak pengalaman dan kejadian aneh yang di dapatinya. ( pengalaman dan kejadian-kejadian aneh itu akan kita temui penjelasannya seiring berjalannya cerita ini dan mulai terungkap ketika nanti Suro sudah meninggalkan desa waringin…bocorin dikit deh rencana ceritanya he he he )

Saat ini tujuan pertamanya adalah mencari pamannya Suwito di desa Waringin. Suro saat ini pun tidak tahu berada di daerah mana.

Saat itu dia memasuki sebuah desa yang tidak terlalu ramai di lihatnya ada penjual Dawet ( Es cendol ) di pinggir jalan.

" Paman Dawet satu mangkok lengkap jangan lupa tidak pakai NPK ya..!!?"

" Iya den…tapi apa itu NPK..saya ngak ada campuran itu " Tanya penjual dawet itu

" OOoo itu artinya Ngak Pake Lama paman he he " Gurau Suro

" he he he aden ini ada-ada aja, sepertinya dari perjalan jauh ya den ??"

" Iya paman biasa anak muda keluyuran he he he desa ini apa ya namanya paman ??"

" OOO..Desa ini namanya desa Grontol ( jagung di rebus di kasih kelapa )"

" Wah kayak makanan aja neh paman namanya " Suro berkata sambil tersenyum.
 " Paman tau kah jalan menuju desa Waringin ??"

" Desa Waringin masih lumayan jauh , harus melewati dua desa lagi den terus ke arah selatan sana " kata Penjual dawet sambil menunjuk arah.

" Makasih paman petunjuknya, dawetnya enak sekali lho" kata suro sambil terus meminum dawetnya
 

Selasa, 12 Februari 2013

SEBUAH KISAH

“Bukan gitu nak..kamu kok terlihat tampan sekali hari ini dan matamu itu lho…

‘'Kenapa mataku bu.? "

 ''Emmmm..ngak-ngak apa-apa cuman hari ini kamu terlihat beda sekali, tambah tampan dan terlihat tambah besar aja badanmu dan mulai berotot gitu."

‘’’ ah... ibu ini lho seneng banget ngolok-ngolok aku…bisa gede neh kupingku."  akan tetapi kemudian Suro heran melihat ibunya seperti melamun..

”ada apa bu kok ngelamun gitu.."

Aneh pikir nyai sabrang anakku tak pernah belajar silat apalagi latihan tenaga dalam , tapi kulihat pancaran mata yang sekilas itu seperti milik seseorang yg punya tenaga dalam tingkat tinggi…sungguh aneh sekali

“ Ibuuuuuuuu ??…….." suro memanggil ibunya agak keras ketika di lihat ibunya masih melamun

“ Eh ..eh apa-apa Suro " agak gugup nyai sabrang menyahut

 “ Ibu ini lho pagi-pagi ngelamun, hayo mikir apa ?"

“ ah Ngak kok suro…..dah sana di bersihkan burung itu kan lumayan buat makan siang,, nyai sabrang mengalihkan pembicaraan…walaupun masih terlihat di dahinya guratan rasa penasaran atas perubahan Suro

“ Oce bu "

Dan ketika malam sudah tiba suro berada di biliknya.
" kayaknya sesuai petunjuk kitab kalau aku bisa meremas batu jadi debu aku boleh membaca halaman-halaman berikutnya "
Kemudian mulailah suro membaca satu persatu lembaran kitab lusuh itu sampai dia mengerti sekali dan ia pergi ke hutan bila ingin mempraktekkan apa yang ada di kitab itu, dengan alasan berburu dan mencari kayu bakar ataupun bahan obat-obatan bila di tanya ibunya tentu saja bersama monyet yang sangat setia menemaninya.

Waktu terus berjalan 3 tahun telah lewat selesai lah semua pelajaran di kitab lusuh itu, dengan kecerdikannya ia mampu mempelajari dan memahami semua pelajaran tersebut walaupun tanpa ada Guru yang membimbingnya, sebenarnya selain kecerdikannya, hal itu juga karena di kitab itu di jelaskan dengan terperinci sekali mengenai segala macam hal-hal tentang isi kitab itu, kemudian sesuai pesan di lembar terakhir di kitab itu, Suro membuka kitab lusuh yang kedua untuk di baca,di halaman pertama Terbaca 3 Tingkat Tekhnik melepaskan senjata rahasia serta kisah tentang dunia persilatan.

Di baca dan amatinya teknik melepaskan senjatan rahasia tersebut pada tingkat pertama Melempar Bara Menembus Awan,

" kok mirip yang di ajarkan ibuku ya, apakah sebenarnya yang di ajarkan ibuku adalah bukan hanya untuk berburu tetapi tekhnik ini ataukah jangan-jangan ibuku juga orang persilatan ya ,ah nanti saja aku tanyakan."

Dan mulalilah dengan tekun iya mempelajari tekhnik tersebut serta membaca kisah dunia persilatan, dua bulan sudah berlalu akhirnya kitab itu isinya sudah berpindah ke diri Suro.sesungguhnya Suro sangat sulit untuk menguasai 3 Tingkat teknik melempar senjata rahasia tersebut, karena tekhnik tersebut begitu rumitnya.

Tanpa di sadari Suro kini apa yang di milikinya bila di bandingkan dengan tokoh dunia persilatan maka hanya tokoh-tokoh tua legendaris saja yang mampu menghadapinya.

Pagi itu suro melihat ibunya sedang berada di depan rumah

“Pagi..bu”...'' pagi suto'' jawab ibunya sambil melihat mata suro

"Kok aneh sinar tajam dari matanya sudah seminggu ini tak kulihat," Bisik Batin Nyai Sabrang.

Sebenarnya kalau nyai sabrang tau tentu akan kaget karena sinar mata yang akhir-akhir ini di lihatnya pada Suro , yang sekarang menghilang justru menunjukkan betapa dahsyat penguasaan tenaga dalamnya saat ini, karena dalam kitab lusuh itu ada tekhnik menggendalikan tenaga dalam yang di sebut “ Bersatunya Energy dengan Alam “

Suatu tekhnik menyembunyikan tenaga dalam yang hanya bisa di lakukan beberapa tokoh tua dunia persilatan, serta hanya tokoh-tokoh dunia persilatan yang sudah kenyang asam garam yang bisa melihat di balik keteduhan sinar matanya itulah mengandung Energy yang memiliki daya hancur yang dahsyat.
Suro pun menyadari pandangan ibunya itu…dia pura-pura tak tahu aja.

"ah untung di kitab itu ada menjelaskan mengalirkan tenaga dalam seiring hembusan angin jadi dari mataku tak kelihatan kalau aku bisa silat, aku semakin yakin ibuku tentu adalah orang-orang persilatan juga,tapi kenapa kok selama ini tidak mau mengajariku…akan ku selidiki masalah ini. "

Begitulah suro yang saat ini, dengan bertambahnya usia, dia sudah bertambah peka terhadap perubahan-perubahan yang di dapati dan juga sudah dengan cepat mampu ber adaptasi dengan lingkungannya.

Ketika ibunya duduk di balai-balai di lihatnya nyai sabrang memanggil..''kemarilah Suto…ada yang ingin ibu bicarakan''

“Iya bu..ada apa?”

‘usiamu sekarang hampir tujuh belas tahun suro, ibu rasa sudah saatnya engkau tau riwayat hidupmu..
Sebagaimana ceritaku dulu, sampai saat ini ibu tidak tau bagaimana nasib ayahmu,'' Ayahmu sebenarnya bernama Sayuto dan merupakan seorang ketua perguruan ketika musibah itu terjadi Suro.''

“Apakah perguruan Walet Emas Bu " Celetuk suro

‘'' Heh dari mana engkau tau Suro " seru nyai sabrang cepat dan terkejut

" Dari kitab lusuh itu bu "

" kok aneh dan juga mengapa ada nama perguruan walet emas di sebut-sebut, sebenarnya kitab apakah itu Suro ??'' boleh ibu membacanya ??''

“Kitab itu sesuai perintah yang tertulis di situ, kalau dah habis terbaca dan dipahami harus di bakar habis Ibu…maafkan Suro belum sempat memberitahukan ke Ibu " kata Suro.

'‘Lalu apa isinya apa aja Suro " dan siapa yang membuat Kitab itu apakah ada di jelaskan?" tanya Nyai Sabrang

" Isinya buanyak Bu…dan yang menulis bernama Eyang Sapto Tunggal " kata Suro

" Gusti Jagad, Beliau itu kakek buyutmu Suro, beliau adalah seorang yang sakti mandraguna dan arif bijaksana." Kata Nyai Sabrang dengan ekspresi masih terkejut mendengar nama di dalam kitab itu.

  " Benarkah Beliau Kakek bunyutku Bu..??? " seru Suro setengah percaya
" Bener Suro, bahkan menurut cerita kakekmu, Beliau ( Kakek Bunyutmu) muksa lenyap tanpa bekas tak ada yang tau kemana."

" Beliau itulah cikal bakalnya perguruan Walet Emas sehingga bisa jaya dan di wariskan turun temurun pada keluarga sebagai ketua Perguruannya "

" Kemudian sampai kejadian itulah maka ibu tidak tau lagi bagaimana beritanya sekarang perguruan Walet Emas."
“Lalu sebenarnya kitab itu, Katamu isinya buanyak itu apa aja emangnya seh ? " Tanya Nyai Sabrang penasaran.

" oh ibu benarkah beliau kakek bunyutku…..terima kasih kakek buyut atas semua yang engkau berikan kepada ku "

" Mengenai isi kitab yang banyak itu ada macem-macem Bu " Suro mengedipkan matanya menggoda ibunya, yang di lihatnya penasaran akan isi Kitab lusuh tersebut,
“Kalau tak salah ingat seh Bu isinya..!!!??? ..ada resep buat wedang ronde ,ada juga resep cara masak nangka yang enak..ada jugaaa ??? " Suro tidak meneruskan ucapannya ketika di lihat ibunya mengangkat bilah bambu kecil di tangannya.

 " coba aja bicara ngawur ya ibu pukul pakai ini nanti Kepalamu”…..kata nyai sabrang Geregetan

" He he he ngak bu ampun deh"..kataSuro sambil senyum-senyum kecil..
" Karena memang selama ini ibu dan anak tersebut selalu saja bercanda baik saat santai maupun saat serius yang jelas moto mereka SLOWLY BUT SURE ( mungkin artinya santai tapi pasti he he he ).

"Begini bu" Suro berkata dengan nada Serius ..

"Isinya pelajaran menghimpun tenaga dalam, pelajaran silat, meringankan tubuh , senjata rahasia dan juga tentang kisah hidup di dunia persilatan , dan di kisah hidup dunia persilatan itu ada membahas banyak perguruan dulu, salah satunya tentang perguruan Merak emas yang katanya merupakan perguruan yang di Dirikan Oleh Eyang Sapto Tunggal yang ternyata adalah kakek buyutku , sungguh aku tak menduga sebelumnya, dan ada juga membahas masalah SASTRA CINTA.

" Nah di bagian Sastra Cinta inilah yang ngak ngerti bu…dah berhari-hari kupikirkan kagak ketemu-ketemu juga jawabannya."

" HHHaaaah benarkah anakku " pantas sering ibu lihat pancaran aneh yg tajam di matamu.
 "Benar anakku perguruan Walet emas adalah salah satu perguruan yang sangat besar sampai peristiwa itu terjadi." berarti memang itu benar kitab buatan kakek buyutmu..

"Apakah engkau benar-benar telah paham semuanya intisari pelajaran di dua kitab itu."

" Sudah bu .cuman di bagian Sastra Cinta tadi itu yang ngak ngerti bu ? "
" Syukurlah kalau kau sudah pahami semua, masalah sastra cinta nanti saja seiring waktu pasti engkau mengerti juga , itupun tunggu kamu sudah dewasa hi hi hi." Nyai Sabrang tersenyum teringat bagaimana dulu ketika dia dan suaminya masih bahagia dan merajut benang asmara.

"Yah bu kok senyum-seyum sendiri ati-ati ke sambet bu he he he" goda Suro

" Dasar anak nakal…." Nyai Sabrang berkata sambil tersenyum

" Kalau begitu aku akan mengujimu Suro." kata Nyai sabrang , yang mengejutkan Suro

" Maksud ibu gimana ??? "

" Aku akan menyerangmu bersiaplah ,"  nyai sabrang segera berdiri dan berjalan ke belakang rumah

" Sebentar bu , memang ibu bisa silat..?? " kata Suro sambil mengikuti ibunya

 " hi hih hi anakku ibumu adalah salah satu penjaga pintu perguruan yaitu di gerbang hijau waktu masih di perguruan itu dan ibumu ini di juluki Dewi Langit Hijau"

  " Wah keren banget julukan ibu….tapi ibu kok diem aja ngak pernah ngasih tau Suro kalau ibu bisa silat."

" Itu kan demi kebaikanmu Suro" " Sebenarnya ibu ingin jangan sampai dirimu masuk ke kancah dunia persilatan, tapi karena takdir menghendaki lain maka ibu ingin tau sejauh mana kemampuanmu .Apakah bisa ku beri beban tanggung jawab untuk menuntaskan rasa penasaran yang sudah ibu pendam belasan tahun ini."

  " Tapi Bu Nyerangnya jangan sungguh-sungguh ya , Suro kan belum pernah bertempur langsung "

 " Iya entar pelan-pelan dulu sambil ibu lihat perkembangannya, yang terpenting kamu tetap focus dan konsentrasi ya, Jangan hanya menghafal ataupun memahami saja ilmumu , tapi yang terpenting adalah bagaimana engkau bisa membuat ilmu yang berada dalam dirimu menyatu dengan Kalbumu."

“ Nah Bersiaplah Suro…” Kemudian Nyai sabrang mempersiapkan diri.

TUMBUHAN ANEH

" Wah ini kan di atas gunung " pikir Suro, di depannya dilihatnya jurang menganga
Dan kabut yang begitu tebal menambah suasana yang angker di tempat tersebut, tiba-tiba suro di kagetkan oleh suara monyet besar tersebut “GGrrrrrrrrr….Cuiiiit….”

Monyet tersebut menunjuk-nunjuk sesuatu di depannya…." wah apa itu kok ada rumput berwarna merah dan putih yang memancarkan cahaya " tiba –tiba terasa suasana menjadi panas dan dingin yang datang silih berganti.

Monyet tersebut memaksa suto mendekati rumput tersebut, sambil mencontohkan suatu gerakan seakan menyuruh Suto memakan rumput tersebut.

" Eh monyet kamu suruh makan rumput itu"   ”rrr.rrrrrrr…….rrrrr…..”   desis monyet sambil mendorong-dorong suro seakan menyuruhnya cepat-cepat…

" wah dasar monyet...emang aku Kambing apa kok di suruh makan rumput segala " gerutu Suto..
”GGrrrrrrr….." monyet itu seakan marah dan menunjukkan taringnya.

" betul-betul aku sial hari ini dah ketemu monyet ngak tau terima kasih, malah aku di paksa makan rumput, ya ya ku makan dari pada aku di gigitnya " gerutu Suro

Akhirnya suro mengambil dua rumput aneh tersebut dan mulai memakannya. "  hem kok manis ya..lha kok kayak madu aja rumputnya begitu kena lidahku langsung mencair "…." wah enak neh kuhabiskan aja..ternyata monyet itu pinter juga tau ada rumput enak segala. "  begitu habis dua rumput tersebut kembali monyet itu berulah  menunjuk-nunjuk dahan di samping kanannya

" wah kamu suruh aku makan juga buah jambu kuning itu " seakan mengerti monyet itu mengangguk.

" ah makan aja mumpung lapar, paling enak juga " langsung saja buah sebesar jempol kaki itu itu di masukkan mulut lalu di kunyak dan glek habis ke telan. " ampuuuunnnn dasar monyet kurang ajar, buah apaan neh pahiiiit tauuuuu. " kalang kabut suro menyumpah-nyumpah.

’rrrrr…..rrrrr….cuit..cuit’ monyet itu seakan gembira sekali melihat hal itu.
" habis aku di kerjain hari ini.." maki Suro

" Ayo antarkan aku kembali ke bawah gunung , sialan hari ini kamu ngerjai aku habis-habisan monyet jelek " tapi monyet itu seakan enggan dan kembali menunjuk di bagian bawah batu-batuan.

" apalagi nih ulah monyet batin suro….tapi dia penasaran juga wah ternyata ada jamur berwarna hijau , jamur yang belum pernah dia lihat bentuk dan warnanya tapi dia pernah baca di kitab pengobatan ibunya, bahwa jamur  itu adalah sejenis jamur yang bisa di buat bahan obat-obatan untuk menolong keracunan dan mengembalikan dengan cepat tenaga seseorang, dimana di ceritakan bahwa jamur itu sangat sulit di temukan,"

“ nah neh baru pinter kamu monyet  " seru suro senang sekali mendapatkan benda itu segera di ambilnya banyak-banyak dan di masukkan dalam kantong obatnya.

"Ayo nyet antar aku balik….monyet tersebut langsung saja menarik Suro seakan-akan mengatakan sudah kutunjukkan berbagai tumbuhan aneh ini  untukmu sebagai rasa terima kasihku he he he..

Dalam perjalanan pulang itu suro merasa aneh kenapa pandangannya di tempat gelap seperti melihat di siang hari saja…juga langkahnya terasa ringan sekali padahal seharian dia sudak lelah kesana kemari dan hanya sempet makan rumput dan satu buah yg menurutnya jambu tadi.

Bahkan ada sesuatu yang merasa aneh pada dirinya jika kaki kanannya melangkah terasa ada getaran panas di tubuhnya, dan jika kaki kiri melangkah terasa getaran dingin di tubuhnya.

" waduh gawat neh kayaknya aku mau sakit " pikir suro karena menurut ilmu pertabiban gejala panas dingin tiba-tiba itu awal gejala sakit.

Aku harus lihat dulu jebakan binatang sebelum aku pulang siapa tahu dapat, batin suro.

Sebenarnya mana dia tahu bahwa ketiga benda yg di makan tersebut merupakan incaran orang-orang dunia persilatan dan jamur itu adalah jamur yang paling di buru tokoh-tokoh pertabiban. perlu di ketahui kedua rumput itu sebenarnya adalah rumput dewa api dan rumput dewa es.

Dimana siapapun yang memakannya di waktu rumput itu bersinar maka akan mendapatkan tenaga panas dan dingin delapan puluh tahun latihan, dan lebih beruntung lagi bila di lanjutkan memakan jambu kuning tersebut yang di sebut orang-orang adalah mutiara buah Batu, yang konon hanya berbuah dua ratus tahun sekali di daerah tinggi dan berbatu , dimana buah ini berfungsi membantu penggabungan berbagai unsur tenaga tanpa latihan khusus dan juga membuat tubuh seseorang menjadi ringan seringan kapas….untuk menjadikan kemampuan maksimal dari ketiganya setelah melebur dalam diri seseorang ke di perlukan waktu tujuh hari lamanya.

Setelah keluar dari lorong itu Suro langsung menuju jebakan yang di pasangnya, " Hore ,wah dapat neh kancil lumayan makan enak entar malam "  suro bergegas pulang kerumah, ketika asyik berjalan di dengarnya ada langkah yang mengikutinya,

" wah telingaku kok sekarang peka banget bisa denger suara-suara yang jauh ," dia menengok di lihatnya monyet itu mengikutinya dari atas pohon.

" Eh monyet emang kamu mau ikut aku pulang apa." ’rrrrrr….cuittt...’ terlihat monyet itu senang…" ya dah cuman jangan nakal dan jangan mengejutkan ibuku "

Sesampainya di rumah ibunya sedikit terkejut juga anaknya pulang membawa seekor monyet besar berbulu merah menyala, tapi setelah Suro bercerita tentang monyet tersebut ibunya manggut-manggut saja, tentu saja tidak semua yg di ceritakan suro hanya ketika dia menolong monyet itu aja, karena ia ingin segera menguliti kancil untuk makan entar malam maka ia bercerita seperlunya saja

" ya udah monyet itu suruh tidur di sebelah kandang belakang ya."

Setelah makan malam Suro meminta ijin ibunya untuk tidur duluan karena lelah sekali…di tempat tidur setelah beberapa lama dia merasakan di dalam tubuhnya ada sesuatu yang selalu bergolak…ah aku ini kenapa seh kok begini keluh suro…karena tak bisa tidur akhirnya suro membuka kotak dan tanpa sengaja matanya melirik kitab lusuh yang ada di pojok peti ,  " ah mending aku baca aja deh siapa tau isinya bisa menambah ilmu pengobatanku "

Ketika di membuka buku itu di lembar pertama kosong, kedua kosong, " yah kosong melulu kalau lembar selanjutnya kosong ku buang neh kitab jelek " gerutunya.

Baru lembar ketiga ada tulisan dengan bunyi  TIGA HARTA YANG TERPENDAM.

" wah apaan seh kok aneh gini apanya yang di pendam emang di bawah tanah kali ." walaupun hati berkata gitu dia membuka halaman selanjutnya…yang pertama 12 TELAPAK HARIMAU…..yang kedua 7 Jurus PEDANG PEMBELAH BUMI…..yang ketiga 3 jurus BERSATU DENGAN ANGIN…

" Wah keren banget neh namanya , sepertinya harus ku baca sampai habis neh "

Sementara di rasakannya di badannya semakin bergolak tak enak rasa panas dan dingin yang silih berganti menyerang ..dasar wataknya yang tabah suro tetap bertahan tanpa mengeluh.

Di bukanya halamannya selanjutnya….. Sebelum mempelajari 12 telapak harimau maka seseorang harus memiliki tenaga yang cukup karena membutuhkan sangat banyak energy.

"" Sebaiknya mulailah pelajaran menghimpun tenaga sakti yang ada di lembar ke 13 sebelum engkau memulai pelajaran dari tiga harta terpendam""  kemudian Suro langsung ke halaman 13, Suro menemukan tekhnik menghimpun tenaga dalam sekaligus menggunakannya. di ikutinya semua petunjuk yang ada.

"waduh sulit banget neh pake posisi ini posisi itu segala seh "  Suro tetap mencoba , sambil menggerutu di hati dia ikuti juga petunjuk-petunjuk itu dengan kecerdasannya dan di tambah penjelasan yang begitu detail dia sudah dapat memahami intisari tekhnik menghimpun tenaga dalam itu.

Mulailah Suro berlatih, tak terasa waktu hampir pagi ketika ia terbangun dari semedinya.

" Wah badanku ringan banget neh rasanya segar lagi..hilang juga rasa tak enak tadi malam " kata suro seperti menggumam saja.

Tak terasa sudah delapan malam dia belajar…ketika dia keluar dari kamarnya di pagi itu seandainya ada yang melihatnya tentu heran, sekarang suro seperti lebih tua beberapa tahun dari segi fisiknya terlihat otot-otot mulai terlihat membesar, wajahnya juga memancarkan aura kharisma yang agung sehingga wajahnya yang memang tampan semakin tampan memikat hati dan terlebih pancaran sinar matanya begitu tajam seakan batupun akan tembus oleh pandangannya.

Tanpa setaunya kini di memiliki tenaga dalam yang sangat sempurna bahkan bisa jadi merupakan yang terhebat di masa itu.

karena cara menghimpun tenaga dalam tersebut sebenarnya adalah teknik menghimpun tenaga dalam semesta..yang pernah muncul ratusan tahun dan yang tiba-tiba juga menghilang , kini telah terlahir kembali pada diri anak bernama Suro Bledhuk.

Sebenarnya perlu waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Karena suro kebetulan memakan tiga benda mustika tersebut,  maka dalam tujuh hari begitu melebur benda tersebut maka begitu juga tenaga dalam tingkat tinggi telah di peroleh Suro.

" ibu aku lapar neh ..dah ada sarapankah"

"Udah suro tuh ada ubi goreng kalau minumannya buat sendiri " seru nyai sabrang dari belakang rumah.

Kemudian suro bersantap di depan rumahnya

Di lihatnya dua ekor burung punai sedang hinggap di pucuk pohon randu yang tinggi,

"  wah ada punai neh coba ku timpuk pakai pisau kecil berburuku bisa ngak ya….Suro kemudian bersiap menimpukkan 2 pisau kecilnya kearah burung itu  ’’’’’zzzzzrrrrrppppp……tep tep …grusak-grusak’’’’’         

" haaaaaaa kok bisa sambil berlari suro mencari dua ekor burung yang jatuh akibat timpukannya….wah pisauku kok tembus, kuat sekali timpukanku,, apa karena latihanku selama hampir delapan hari itu ya, jangan-jangan.??? "

"Di cobanya meremas sebuah batu di dekatnya. " byar wush " batu tersebut menjadi hancur seperti debu

" yaaaaaaaa….hebat betul..betul-betul hebat neh " si Suro menari-nari…

"Ada apa suro kok senang betul kayaknya ." suara nyai sabrang terdengar di belakangnya..

"Ngak bu ..ini lho suro dapat dua ekor burung punai sambil membalikkan badannya

Begitu melihat wajah dan tubuh Suro yeng berbalik menghadapnya, Nyai sabrang terbelakak                        
" haaaaaa..Suro beneran ini kamu "

"Ya iyalah bu..masak aku monyet seh he he he "

"Tapi ...Kamu kok.....nya sabrang hanya membelalakkan matanya saja "

" Ada apa seh bu kok lihatin suro kayak gitu "

( Wah apa seh sebenarnya yang di kaget Nyai sabrang dari anaknya,Tunggu di Bab selanjutnya, mudahan masih pada senang ya baca cerita yang alurnya membosankan ini..maklum lagi masih perdana nulis neh )

Senin, 11 Februari 2013

KITAB LUSUH

" Oh iya Suro Kitab-kitab yang ibu berikan beberapa waktu lalu , sudah kau baca semua belum." tanya Nyai Sabrang mengalihkan pembicaraan.

sambil mengusap air matanya Suro menjawab
" Belum semua ibu….kitab-kitab yang di kotak itu tinggal dua kitab tebal yang sudah lusuh yang belum bu "

" Heemm dua kitab lusuh..??" perasaan ibu tidak punya suro.

"Ada bu cuman memang kitab itu juga suro ketemukan tidak sengaja di bagian bawah lapisan peti itu ,
Waktu itu suro mengangkat kitab-kitab pengobatan dengan tergesa-gesa sehingga lapisan bawah peti ikut terobek."

"Oooo begitu ya sudah, yang penting kamu pelajari kitab-kitab yang ibu berikan, kalau sekiranya kitab-kitab lusuh itu itu mirip saja isinya dengan kitab pengobtan lainnya buang aja, sekalian nanti abis sarapan cari kayu bakar di Hutan belakang rumah ya"

" Iya bu nanti setelah sarapan aku cari kayu bakar." kata Suro

" Tapi jangan jauh-jauh masuk kehutan ya banyak binatang buas"

" iya bu, boleh ngak Suro sambil cari binatang buat lauk ??"

Nyai Sabrang termenung sebentar " memang kamu dah bisa cara untuk menjebak ataupun melempar pisau kecil untuk mendapatkan binatang buruan, yang ibu ajarkan beberapa waktu lalu "

" Sudah bu " jawab suro cepat dengan gembira karena sepertinya ibunya mengizinkan

" Baiklah kalau gitu cuman jangan kamu tunjukkan ke siapapun ya cara menjebak dan melempar belati kecil yang ibu ajarkan nanti di tiru orang kamu jadi ngak dapat binatang lagi kalau semua mencari dengan cara itu "

" Iya bu, siap laksanakan " jawab Suro sambil tersenyum, melihat tingkah anaknya nyai sabrang cuman geleng-geleng kepala saja.

Kemudian Suro pun sarapan di dapur makan ubi rebus yang masih hangat dan secangkir wedang dengan gula aren " Sungguh nikmatnya hidup ini, walaupun makanan yang ku makan ini tidak seperti makanan orang-orang kaya tidak seperti pejabat-pejabat desa tapi rasanya begitu nikmat karena kita bersyukur terhadap makanan yang ada ini".

" Nyam-nyam nikmatnya " setelah makan Suro segera bersiap untuk kehutan sambil tidak lupa membawa Tali buat ikat kayu dan juga membuat jebakan tidak lupa juga pisau-pisau kecil yang ada di kantung kulit di rumahnya yang jumlahnya sangat banyak, sebenarnya dia heran kenapa kok ada banyak sekali pisau-pisau kecil dan tajam di rumahnya, cuman dia enggan bertanya pada ibunya.

" Berangkatlah suro dengan berlari-lari kecil, tak lama kemudian sampailah di hutan yang berada di belakang rumahnya ..dengan cekatan Suro mengumpulkan kayu-kayu bakar dari dahan-dahan kecil….ketika di rasa cukup ,Suro mulai mencari-cari binatang buruan untuk lauk nanti sore.

Setelah memasang beberapa jebakan...dia berjalan kesana dan kemari siapa tau ada burung atau binatang yang bisa di lempar pakai pisau kecilnya..

"Yah sepi banget neh hutan, boro-boro lihat rusa, seekor Tupai pun ngak ada neh."
Baru saja selesai gumaman kecil dari mulutnya tiba-tiba Suro di kagetkan oleh suara lengking kesakitan.

" wuih kok bulu kudukku merinding ya, jangan-jangan suara setan neh ,hiii serem "

Walau berfikiran begitu kakinya tetap juga melangkah kearah suara rintihan tadi…dengan mengendap-endap dia mengintip " waaaaaaa…..kok ada monyet gede banget , bulunya bagus lagi merah menyala kayak api aja neh."

Suro mengintip sambil di amat-amatinya …dan di lihatnya ada luka yang menganga di bagian kakinya." kaciannya neh monyet dia terluka, ku tolong apa kagak neh."

" kalau kagak bisa mati, kalau ku tolong nanti aku di gigitnya." Suro membatin dalam hati.

Akhirnya setelah berpikir bolak balik ." ah bodo amat dari pada mati tuh monyet mending ku tolong." Akhirnya Suro memutuskan menolong Kera tersebut

Dengan mengendap-endap didekati monyet besar tersebut, ketika dia memunculkan diri monyet tersebut terkejut ‘’GGrrrrrrrrr…GGrrrrrrr’’. " waduh mati aku kalau di gigit neh" "Tenang-tenang ya monyet aku tuh mau membantu mengobati lukamu." Suro berkata sambil tangan membuat gerakan-gerakan yang bermakna bahwa aku akan menolong lukamu monyet.

"ggrrr.rrrr….rrrr" sepertinya monyet itu dah mengerti " kata Suro di hati ketika dia melihat monyet tersebut mulai kelihatan jinak..di periksanya luka tersebut,  seperti luka iris benda tajam neh. kemudian dia ambilnya obat-obatan yang ada di kantong di samping pinggangnya, itu adalah tempat obat yang selalu harus di bawanya semenjak dia belajar obat-obatan kata ibunya siapa tau di jalan bisa memberi bantuan pada orang lain.

Nah selesai, " sudah hati-hati ya monyet jangan terlalu banyak locat-loncat dulu." seperti mengerti monyet tersebut mengangguk-angguk.
" he he he hebat kali nih binatang kayak ngerti aja "

" Wah dah sore neh aku harus cepetan pulang." terpaksa kagak ada lauk enak neh nanti malam..dengan cepat dia mengambil kayu yang tadi di tumpuknya dan akan berlalu dari hutan ..sekejab dia menengok kebelakang ternyata monyet itu sudah taka da.

Setelah sampai di rumah suro menceritakan pengalamannya tadi…ibunya mengangguk-angguk kepala dan tersenyum senang atas apa yang di lakukan suro.

Beberapa hari kemudian suro kembali ke hutan untuk berburu dan mencari kayu seperti biasa….baru dapat beberapa ranting pohon dia di kejutkan oleh suara di belakangnya….kreseekk….kresek…dasar pemberani juga nekat bukannya lari malah dia menunggu sambil mengambil sebatang dahan pohon untuk berjaga-jaga…..suara itu semakin mendekat dengan di ikuti juga ada suara dengusan nafas.
" waduh jangan-jangan harimau, atau srigala neh, waduh kacau neh"  si Suro mulai berkeringat dingin.
Tiba-tiba rumput yang tinggi itu terkuak dan muncullah mahkluk.

Suro terpekik begitu melihat mahkluk itu. " SIALAAAANNNNNNNN dasar monyet kurang ajar buat aku hampir pingsan neh " " wah dah sembuh neh kayaknya kakinya tuh "

"Apa kabar monyet "....”rrrrr…..rrrrrrr…..cuiiiiit….” seakan monyet itu berkata " kabar baik bocah edan "

Tiba-tiba monyet tersebut menangkap tangan Suro dan menariknya. " Eh sebentar monyet mau kok bawa kemana aku "
tapi monyet tersebut terus saja menarik….Suro berusaha melepaskan diri tapi tidak bisa……….terpaksa di ikutinya tarikan tersebut.

Semakin lama suro di bawa semakin ke dalam hutan dan juga semakin menanjak jalanannya berbelok-belok lagi , turun dikit naik banyaak belok lagi " Sialan Bisa Gempor aku kalau gini caranya "

Suro hanya pasrah aja  " mudahan aku ngak di apa-apain neh batinnya, semakin gelap saja suasana tempat tersebut dan ketika dia mengamati monyet tersebut membawanya masuk kedalam celah batu yang sempit yang memiliki lorong panjang dan berkelok-kelok.

Setelah beberapa waktu di lihatnya di kejauhan adanya sinar yang semakin lama semakin terang sekali dan begitu mereka keluar dari lorong itu suro terbengong-bengong.

DESA LEMAH IRENG

Seberkas sinar kuning keeemasan semakin tampak nyata di kejauhan, suara burungpun mulai ikut terdengar seakan ikut mengatakan “ selamat datang pagi yang indah, selamat datang kembali kehidupan”

Di kejauhan juga mulai tampak orang-orang melakukan kegiatan rutinnya ada yang pergi ke sungai untuk mandi, ada yang mengambil air bersih sambil bersenandung ‘ seandainya hidupku selalu begini, seandainya alamku juga tak berubah, seandainya ketenangan ini selalu ku dapat seandainya…………….’

Lebih kedalam lagi menelusuri desa di depan –depan rumah juga mulai tampak kegiatan, ada yang sedang bersiap menjemur padi ,ada yang sedang mencukur kumis dan jenggot bahkan ada pula yang sedang memakan ubi rebus hangat di temani secangkir kopi…….yah secangkir kopi yang enak sekali, di buat dengan kasih sayang…….sungguh permai dan nyaman sekali desa itu…….sebuah desa yang terpencil , desa yang indah , LEMAH IRENG itulah namanya……terletak di Utara sebuah lembah gunung yang menjulang tinggi dan lebatnya GUNUNG MENDUNG namanya karena ujungnya di selimuti oleh awan yang tak pernah hilang

Di Ujung desa terdapat sebuah rumah kecil yang sederhana tapi indah..orang-orang desa memanggil pemiliknya dengan sebutan Nyai Sabrang….seorang wanita pertengahan umur yang masih menampakkan garis-garis kecantikannya wanita pribumi…..hidung yg mancung, kulit kuning langsat dan bentuk tubuh yang masih indah walaupun sudah tampak kerut-kerut di wajah.

Nyai sabrang hidup bersama seorang anaknya yang bernama Suro Bledhuk , yang merupakan seorang anak yang cukup tampan ,dimana ketampanannya melebihi anak orang-orang desa pada umumnya,berumur 13 tahunan . Tidak ada yang tahu siapakah sebenarnya mereka, suami ataupun ayah mereka juga tidak pernah terlihat, walaupun demikian orang-orang desa tersebut sangat senang dan juga sayang pada mereka, mereka terkenal ramah dan suka menolong tanpa pamrih.

Pernah di desa tersebut terjadi wabah penyakit Cacar sehingga banyak yang harus di rawat , karena cacar tersebut termasuk cacar api yang ganas, dan ternyata Nyai Sabrang sangat pandai dalam ilmu pengobatan, sehingga wabah tersebut tidak menimbulkan banyak korban jiwa, semenjak itulah mereka dapat menerima keadaan keluarga Nyai sabrang dengan baik.
Dimana sebelumnya banyak warga yang mempertanyakan kehadiran mereka, yang memang merupakan suatu misteri yang sampai saat ini tak ada yang tahu riwayat keluarga tersebut.

Semenjak kecil Suro Bledhuk sudah di ajari ibunya tentang obat-obatan dan segala seluk beluknya , sehingga di usianya sekecil itu sudah bisa di sebut seorang tabib yang handal, bukan hanya seluk beluk obat dan penyakit , sampai urusan merawat luka, dan juga system syaraf juga sudah di pahami , karena selain cerdas dia juga pemberani sekali.
Pendek kata hanya tinggal pengalaman aja untuk menambah kemantapan ilmu pertabibannya.

Di pagi itu Suro Bledhuk sedang membantu ibunya memjemur aneka bahan Obat-obatan.
" ibu, Suro pengen nanya neh"

"Ada Apa to suro kok wajahmu serius amat gitu, emang mau Tanya apa ?"
"Jangan macem-macem ya kayak kemarin sampai masalah kenapa dada wanita bisa membesar di tanyakan juga."

"Ah ibu ini lho kan suro pengen tau aja kemarin, kan berhubungan ama pertabibpan juga bu ," Suro cari alasan sambil Tersenyum malu…abis hampir ketahuan padahal dia Tanya kemarin karena ngak sengaja lihat Orang mandi di kali, sial dasar mesum batin suro

Tiba-tiba Suro kaget “ Juuueeduk “ kepalanya sakit di pukul bambu kecil yang sering di pakai ibunya untuk mengolah obat-obat.
" Ampun bu kenapa seh kok kepalaku kok di pukul benjol neh…" gerutu Suro

" Dasar Kecil-kecil Otak mesum , tuh lihat wajahmu senyam-senyum pasti mikir yang ngak-ngak ya " damprat ibunya

"He he he .."ah Ibu ini tau aja batin Suro
"Nah tuh senyum-senyum lagi minta benjol lagi ya." kata ibunya
"Ngak-ngak bu kapok neh."

Nyai Sabrang juga ikut tersenyum melihat kelakuan anak semata wayang nya itu " sebenarnya apa seh yang pengen kamu tanyakan Suro "
"Anu Bu sebenarnya Ayahku siapa seh…?" "Trus kita memang tidak punya saudara kah bu "

Mendengar pertanyaan anaknya Nyai Sabrang termenung , dengan pandangan kosong dia menatap kejauhan di sana, seakan sedang me- reka-reka dan mengingat peristiwa yang silam…."Buu.." si suro menyentuh tangan ibunya dengan lembut.
Nyai sabrang sedikit terkejut…"eh maaf Suro ibu melamun ."

" Sebenarnya kita masih punya banyak saudara Suro cuman ibu tidak tau dimana mereka sekarang semuanya….yang ibu tau cuman satu yaitu pamanmu bernama Suwito yang tinggal di Desa Waringin."

"Wah di mana desa itu bu"
" jauh Suro dari sini ke arah selatan…"
"trus yang lainnya memang kenapa ibu kok sampai tidak tau keberadaannya…"

" Hemm….haaah"  Nyai Sabrang menarik nafas panjang mendengar pertanyaan anaknya yang bertubi-tubi itu.
" Mari kita duduk nanti ku ceritakan rasanya dirimu sudah cukup besar untuk tahu "

Kemudian setelah mereka duduk mulailah Nyai Sabrang bercerita tentang peristiwa yang lalu…….yang membuat mereka sampai di Desa Lemah Ireng tersebut……saat mendengar cerita terlihat wajah Suro Bledhuk yang biasa tampan , Ceria , dan Tenang itu berubah-ubah tak menentu…kadang Giginya bergemeretuk sendiri….seakan-akan dia mendengar sebuah cerita khayalan yang mengerikan yang bahkan sebelum ibunya bercerita dia sama sekali tidak pernah terbersit hal seperti itu……

" Begitulah Suro ceritanya." terlihat Nyai Sabrang berlinang airmata demikian juga dengan Suro.

" Lalu bu siapakah ayahku kenapa tak pernah di singgung-singgung di cerita yang barusan ibu sampaikan "
Nyai sabrang memandang anaknya penuh kesedihan dan kasihan "engkau nanti juga akan tau Suro Belum saat nya "

PROLOG HARIMAU MURKA



Cerita ini hanya cerita khayalan, mohon maaf bila tidak berkenan,
Segala sesuatu baik tempat, nama tokoh, jurus atau ilmunya juga hanya rekayasa.

Di dalam cerita silat ini kemungkinan besar juga tidak ada sesuatu yang bisa di ambil manfaatnya
jadi bener2 murni untuk iseng-iseng aja, iseng yang buat dan juga iseng buat yang baca.

Sekian Pembuka cerita ini.
Silahkan di nikmati bagi yang ingin membacanya

Salam