SELAMAT MEMBACA

Selamat Datang Rekan-rekan Penggemar Cersil

Selasa, 12 Februari 2013

SEBUAH KISAH

“Bukan gitu nak..kamu kok terlihat tampan sekali hari ini dan matamu itu lho…

‘'Kenapa mataku bu.? "

 ''Emmmm..ngak-ngak apa-apa cuman hari ini kamu terlihat beda sekali, tambah tampan dan terlihat tambah besar aja badanmu dan mulai berotot gitu."

‘’’ ah... ibu ini lho seneng banget ngolok-ngolok aku…bisa gede neh kupingku."  akan tetapi kemudian Suro heran melihat ibunya seperti melamun..

”ada apa bu kok ngelamun gitu.."

Aneh pikir nyai sabrang anakku tak pernah belajar silat apalagi latihan tenaga dalam , tapi kulihat pancaran mata yang sekilas itu seperti milik seseorang yg punya tenaga dalam tingkat tinggi…sungguh aneh sekali

“ Ibuuuuuuuu ??…….." suro memanggil ibunya agak keras ketika di lihat ibunya masih melamun

“ Eh ..eh apa-apa Suro " agak gugup nyai sabrang menyahut

 “ Ibu ini lho pagi-pagi ngelamun, hayo mikir apa ?"

“ ah Ngak kok suro…..dah sana di bersihkan burung itu kan lumayan buat makan siang,, nyai sabrang mengalihkan pembicaraan…walaupun masih terlihat di dahinya guratan rasa penasaran atas perubahan Suro

“ Oce bu "

Dan ketika malam sudah tiba suro berada di biliknya.
" kayaknya sesuai petunjuk kitab kalau aku bisa meremas batu jadi debu aku boleh membaca halaman-halaman berikutnya "
Kemudian mulailah suro membaca satu persatu lembaran kitab lusuh itu sampai dia mengerti sekali dan ia pergi ke hutan bila ingin mempraktekkan apa yang ada di kitab itu, dengan alasan berburu dan mencari kayu bakar ataupun bahan obat-obatan bila di tanya ibunya tentu saja bersama monyet yang sangat setia menemaninya.

Waktu terus berjalan 3 tahun telah lewat selesai lah semua pelajaran di kitab lusuh itu, dengan kecerdikannya ia mampu mempelajari dan memahami semua pelajaran tersebut walaupun tanpa ada Guru yang membimbingnya, sebenarnya selain kecerdikannya, hal itu juga karena di kitab itu di jelaskan dengan terperinci sekali mengenai segala macam hal-hal tentang isi kitab itu, kemudian sesuai pesan di lembar terakhir di kitab itu, Suro membuka kitab lusuh yang kedua untuk di baca,di halaman pertama Terbaca 3 Tingkat Tekhnik melepaskan senjata rahasia serta kisah tentang dunia persilatan.

Di baca dan amatinya teknik melepaskan senjatan rahasia tersebut pada tingkat pertama Melempar Bara Menembus Awan,

" kok mirip yang di ajarkan ibuku ya, apakah sebenarnya yang di ajarkan ibuku adalah bukan hanya untuk berburu tetapi tekhnik ini ataukah jangan-jangan ibuku juga orang persilatan ya ,ah nanti saja aku tanyakan."

Dan mulalilah dengan tekun iya mempelajari tekhnik tersebut serta membaca kisah dunia persilatan, dua bulan sudah berlalu akhirnya kitab itu isinya sudah berpindah ke diri Suro.sesungguhnya Suro sangat sulit untuk menguasai 3 Tingkat teknik melempar senjata rahasia tersebut, karena tekhnik tersebut begitu rumitnya.

Tanpa di sadari Suro kini apa yang di milikinya bila di bandingkan dengan tokoh dunia persilatan maka hanya tokoh-tokoh tua legendaris saja yang mampu menghadapinya.

Pagi itu suro melihat ibunya sedang berada di depan rumah

“Pagi..bu”...'' pagi suto'' jawab ibunya sambil melihat mata suro

"Kok aneh sinar tajam dari matanya sudah seminggu ini tak kulihat," Bisik Batin Nyai Sabrang.

Sebenarnya kalau nyai sabrang tau tentu akan kaget karena sinar mata yang akhir-akhir ini di lihatnya pada Suro , yang sekarang menghilang justru menunjukkan betapa dahsyat penguasaan tenaga dalamnya saat ini, karena dalam kitab lusuh itu ada tekhnik menggendalikan tenaga dalam yang di sebut “ Bersatunya Energy dengan Alam “

Suatu tekhnik menyembunyikan tenaga dalam yang hanya bisa di lakukan beberapa tokoh tua dunia persilatan, serta hanya tokoh-tokoh dunia persilatan yang sudah kenyang asam garam yang bisa melihat di balik keteduhan sinar matanya itulah mengandung Energy yang memiliki daya hancur yang dahsyat.
Suro pun menyadari pandangan ibunya itu…dia pura-pura tak tahu aja.

"ah untung di kitab itu ada menjelaskan mengalirkan tenaga dalam seiring hembusan angin jadi dari mataku tak kelihatan kalau aku bisa silat, aku semakin yakin ibuku tentu adalah orang-orang persilatan juga,tapi kenapa kok selama ini tidak mau mengajariku…akan ku selidiki masalah ini. "

Begitulah suro yang saat ini, dengan bertambahnya usia, dia sudah bertambah peka terhadap perubahan-perubahan yang di dapati dan juga sudah dengan cepat mampu ber adaptasi dengan lingkungannya.

Ketika ibunya duduk di balai-balai di lihatnya nyai sabrang memanggil..''kemarilah Suto…ada yang ingin ibu bicarakan''

“Iya bu..ada apa?”

‘usiamu sekarang hampir tujuh belas tahun suro, ibu rasa sudah saatnya engkau tau riwayat hidupmu..
Sebagaimana ceritaku dulu, sampai saat ini ibu tidak tau bagaimana nasib ayahmu,'' Ayahmu sebenarnya bernama Sayuto dan merupakan seorang ketua perguruan ketika musibah itu terjadi Suro.''

“Apakah perguruan Walet Emas Bu " Celetuk suro

‘'' Heh dari mana engkau tau Suro " seru nyai sabrang cepat dan terkejut

" Dari kitab lusuh itu bu "

" kok aneh dan juga mengapa ada nama perguruan walet emas di sebut-sebut, sebenarnya kitab apakah itu Suro ??'' boleh ibu membacanya ??''

“Kitab itu sesuai perintah yang tertulis di situ, kalau dah habis terbaca dan dipahami harus di bakar habis Ibu…maafkan Suro belum sempat memberitahukan ke Ibu " kata Suro.

'‘Lalu apa isinya apa aja Suro " dan siapa yang membuat Kitab itu apakah ada di jelaskan?" tanya Nyai Sabrang

" Isinya buanyak Bu…dan yang menulis bernama Eyang Sapto Tunggal " kata Suro

" Gusti Jagad, Beliau itu kakek buyutmu Suro, beliau adalah seorang yang sakti mandraguna dan arif bijaksana." Kata Nyai Sabrang dengan ekspresi masih terkejut mendengar nama di dalam kitab itu.

  " Benarkah Beliau Kakek bunyutku Bu..??? " seru Suro setengah percaya
" Bener Suro, bahkan menurut cerita kakekmu, Beliau ( Kakek Bunyutmu) muksa lenyap tanpa bekas tak ada yang tau kemana."

" Beliau itulah cikal bakalnya perguruan Walet Emas sehingga bisa jaya dan di wariskan turun temurun pada keluarga sebagai ketua Perguruannya "

" Kemudian sampai kejadian itulah maka ibu tidak tau lagi bagaimana beritanya sekarang perguruan Walet Emas."
“Lalu sebenarnya kitab itu, Katamu isinya buanyak itu apa aja emangnya seh ? " Tanya Nyai Sabrang penasaran.

" oh ibu benarkah beliau kakek bunyutku…..terima kasih kakek buyut atas semua yang engkau berikan kepada ku "

" Mengenai isi kitab yang banyak itu ada macem-macem Bu " Suro mengedipkan matanya menggoda ibunya, yang di lihatnya penasaran akan isi Kitab lusuh tersebut,
“Kalau tak salah ingat seh Bu isinya..!!!??? ..ada resep buat wedang ronde ,ada juga resep cara masak nangka yang enak..ada jugaaa ??? " Suro tidak meneruskan ucapannya ketika di lihat ibunya mengangkat bilah bambu kecil di tangannya.

 " coba aja bicara ngawur ya ibu pukul pakai ini nanti Kepalamu”…..kata nyai sabrang Geregetan

" He he he ngak bu ampun deh"..kataSuro sambil senyum-senyum kecil..
" Karena memang selama ini ibu dan anak tersebut selalu saja bercanda baik saat santai maupun saat serius yang jelas moto mereka SLOWLY BUT SURE ( mungkin artinya santai tapi pasti he he he ).

"Begini bu" Suro berkata dengan nada Serius ..

"Isinya pelajaran menghimpun tenaga dalam, pelajaran silat, meringankan tubuh , senjata rahasia dan juga tentang kisah hidup di dunia persilatan , dan di kisah hidup dunia persilatan itu ada membahas banyak perguruan dulu, salah satunya tentang perguruan Merak emas yang katanya merupakan perguruan yang di Dirikan Oleh Eyang Sapto Tunggal yang ternyata adalah kakek buyutku , sungguh aku tak menduga sebelumnya, dan ada juga membahas masalah SASTRA CINTA.

" Nah di bagian Sastra Cinta inilah yang ngak ngerti bu…dah berhari-hari kupikirkan kagak ketemu-ketemu juga jawabannya."

" HHHaaaah benarkah anakku " pantas sering ibu lihat pancaran aneh yg tajam di matamu.
 "Benar anakku perguruan Walet emas adalah salah satu perguruan yang sangat besar sampai peristiwa itu terjadi." berarti memang itu benar kitab buatan kakek buyutmu..

"Apakah engkau benar-benar telah paham semuanya intisari pelajaran di dua kitab itu."

" Sudah bu .cuman di bagian Sastra Cinta tadi itu yang ngak ngerti bu ? "
" Syukurlah kalau kau sudah pahami semua, masalah sastra cinta nanti saja seiring waktu pasti engkau mengerti juga , itupun tunggu kamu sudah dewasa hi hi hi." Nyai Sabrang tersenyum teringat bagaimana dulu ketika dia dan suaminya masih bahagia dan merajut benang asmara.

"Yah bu kok senyum-seyum sendiri ati-ati ke sambet bu he he he" goda Suro

" Dasar anak nakal…." Nyai Sabrang berkata sambil tersenyum

" Kalau begitu aku akan mengujimu Suro." kata Nyai sabrang , yang mengejutkan Suro

" Maksud ibu gimana ??? "

" Aku akan menyerangmu bersiaplah ,"  nyai sabrang segera berdiri dan berjalan ke belakang rumah

" Sebentar bu , memang ibu bisa silat..?? " kata Suro sambil mengikuti ibunya

 " hi hih hi anakku ibumu adalah salah satu penjaga pintu perguruan yaitu di gerbang hijau waktu masih di perguruan itu dan ibumu ini di juluki Dewi Langit Hijau"

  " Wah keren banget julukan ibu….tapi ibu kok diem aja ngak pernah ngasih tau Suro kalau ibu bisa silat."

" Itu kan demi kebaikanmu Suro" " Sebenarnya ibu ingin jangan sampai dirimu masuk ke kancah dunia persilatan, tapi karena takdir menghendaki lain maka ibu ingin tau sejauh mana kemampuanmu .Apakah bisa ku beri beban tanggung jawab untuk menuntaskan rasa penasaran yang sudah ibu pendam belasan tahun ini."

  " Tapi Bu Nyerangnya jangan sungguh-sungguh ya , Suro kan belum pernah bertempur langsung "

 " Iya entar pelan-pelan dulu sambil ibu lihat perkembangannya, yang terpenting kamu tetap focus dan konsentrasi ya, Jangan hanya menghafal ataupun memahami saja ilmumu , tapi yang terpenting adalah bagaimana engkau bisa membuat ilmu yang berada dalam dirimu menyatu dengan Kalbumu."

“ Nah Bersiaplah Suro…” Kemudian Nyai sabrang mempersiapkan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar