SELAMAT MEMBACA

Selamat Datang Rekan-rekan Penggemar Cersil

Senin, 18 Februari 2013

SURO MERANTAU

"Bersiaplah suro "….mulailah nyai sabrang menyerang suro

"jurus merpati meninggalkan sarang di gelar dua tangan menyerang bersilang kedepan dengan tenaga secukupnya karena nyai sabrang belum tau sejauh mana kemampuan anaknya.

Suro yang merasa ini adalah pengalaman pertamanya bertempur pertama-tama masih canggung…" Ketika pukulan itu hampir sampai dengan jurus pertama dari 12 jurus telapak Harimau dia menangkis serangan ibunya

" tapak harimau menyambut mentari " dua tangan mendorong kedepan perlahan sekali , tak dinyana betapa kagetnya nyai sabrang, ternyata tapak tersebut datangnya cepat sekali dan berbentuk telapak tangan yang jumlahnya banyak sekali

" Ayaaaaaa .." dengan gerakan walet menari di bawah hujan nyai sabrang menghindar

" wah Suro ternyata gebrakan pertama saja seranganmu begitu dahsyatnya"  batin nyai sabrang

" terima seranganku selanjutnya ".teriak Nyai sabrang.

Serangan dengan gaya Merpati Turun Dari langit., Suro seakan melihat puluhan bentuk paruh yang menyerangnya.

" Wah ibuku ternyata hebat sekali," batin Suro 

Sambil kaki melangkah membentuk setengah lingkaran tangan membentuk cakar dan mengebas ke depan jurus kedua tapak harimau di keluarkan “ Telapak harimau membelah angkasa “

Puluhan bentuk paruh dari tenaga dalam berbenturan dengan puluhan berbentuk cakar , berwarna merah yang membawa hawa panas luar biasa,"  des…des….plak…plak duar…" akibat benturan itu Suro mundur dua langkah kebelakang.  sementara ibunya berjungkir dua kali dengan gerakan yang manis mendarat di tanah.

" Wah hebat sekali kamu Suro " berapa bagian tenaga dalam yang kau keluarkan.

" baru 10 persennya bu "

" Jiahhh..baru segitu aja bisa menahan jurus ibu"

" Sepertinya ibu tidak akan bisa mengukur seberapa tinggi Tenaga Dalammu, Udahlah ngak usah di lanjutkan ujicobanya ," Ibu nyerah aja.
" Entar kalau ibu kelelahan malah ngak bisa masak jadinya hi hi hi ."

" Ah ibu ini mengalah aja pada Suro ya, biar aku tambah semangat , gitu ya bu."

" Ngak suro kalau melihat dua jurus serangan telapakmu tadi aku teringat ayahmu, dulu ayahmu mempunyai ilmu telapak yang hampir sama sepertimu, cuman di jurusmu ada perubahan yang berbeda dengan unsur hampir sama, bahkan sudah sampai tingkat tujuh Ayahmu menguasai dan katanya itu adalah tingkat tertinggi ilmu telapak itu "

" Yang kamu pelajari sudah sampai tingkat berapa nak ?"

" Ah benerkah bu katanya tingkat tujuh tingkat tertinggi ?"

" Bener Suro " kata Nyai sabrang.

" Sebenarnya berapa tingkat yang sudah kamu kuasai "

" Tingkat dua belas bu"

" Hhhhaaaaahhhh !!!  ibunya terbengong , kamu…kamu, ngak ngaco kan suro…kamu ngak habis mabuk jengkol kan suro ??"  Tanya Nyai sabrang dengan perasaan yang terkejut sekali.

" Bener bu suer deh, mana aku tau kalau ilmu itu hanya sampai tingkat tujuh, yang jelas aku dah kuasai sampai tingkat dua belas bu."

" Heeemmm..sungguh luar biasa kalau begitu..berarti kakek buyutmu memang menyimpan ilmu itu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, berarti beliau memang sudah ada tanda-tanda mengenai musibah yang bakal terjadi pada perguruannya di kemudian hari "

" lalu tenaga dalammu bagaimana bisa sesempurna itu, karena tenaga dalam harus di pupuk selama berpuluh-puluh tahun untuk bisa sedahsyat itu "

" sebenarnya beberapa tahun yang lalu aku di tarik oleh monyet merah itu bu ke sebuah lorong yang tembus di atas gunung,dan di sana aku makan dua helai daun yang bersinar dan satu buah berwarna kuning"

" Apakah daun itu seperti rumput yang bersinar merah dan putih"

" Bener bu kok tau ?"

" Sungguh beruntung dirimu anakku, dua helai daun rumput itu menjadi rebutan orang-orang rimba persilatan karena bisa menambah tenaga dalam 80 tahun latihan, tenaga api dan tenaga dingin, juga buah itu adalah buah yang sangat berguna untuk melebur kedua tenaga dalam itu supaya dapat berdampingan dalam tubuh seorang manusia juga meningkatkan kecepatan bagi orang yang melatih ilmu meringankan tubuh, tak kusangka dirimu bener-benar beruntung Suro"….Mata nyai sabrang berkaca-kaca.

"OO begitu ya bu ternyata gunanya rumput dan buah yang kumakan itu, Oh iya ibu aku juga menemukan sejenis jamur yang bertahun-tahun bahkan tidak busuk lho , " kata suro melanjutkan.

" Seperti apa warna dan bentuknya suro ?? "  Tanya Nyai Sabrang

" Bentuknya seperti jamur biasa ibu cuman berwarna hijau"

" wah itukan jamur yang sangat berharga dan langka..dimana jamur itu sekarang Suro? " kata Nyai sabrang cepat , karena dia sebagai tabib tau bagaimana berharganya jamur tersebut.

" Sudah ku buat obat bu, seperti ibu merajik obat karena suro inget cerita ibu bahwa jamur itu sangat berkhasiat, dan sebagian masih dalam bentuk aslinya, juga masih ada ku simpan di kamar "

" Syukur kalau gitu..simpan baik-baik dan gunakan buat membantu bagi yang membutuhkan ya, Sekarang coba kamu demonstrasikan seluruh kepandaian silat yg kamu miliki "  kata Nyai Sabrang kemudian.

" Baik bu'

Tanpa Menunggu lagi Suro mulai menggerakkan tubuhnya guna mulai mendemonstrasikan 12 telapak harimaunya….begitu suro sudah mulai memainkan jurus telapak itu, mula-mula dia mulai memainkan 4 Jurus telapak harimaunya dengan menggunakan Hawa Panas sebagai landasan penggunaan hawa serangannya, Terasa angin panas yang menyengat pori-pori di tubuh Nyai sabrang.

" Wah luar biasa penguasaan hawa panasnya sepertinya sudah menyatu dengan darah dan dagingnya, dan seperti sudah di latih puluhan tahun lamanya saja "

Tiba-tiba pada Jurus telapak kelima terasa hawa dingin Yang semakin terasa seiring peningkatan penggunaan jurus sampai jurus ke delapan,

" Wah ternyata Hawa Dinginnya pun sudah menyatu di dirinya sebagaimana hawa panas dalam tubuhnya " seiring itu Nyai sabrang juga mundur beberapa langkah kebelakang karena dengan menggunakan ilmu Dinding Menahan Hembusan Agin,  masih terasa dapat di tembusi Hawa dingin yang luar biasa itu

" Anakku tak kusangka ilmu yang engkau kuasai bahkan kedahsyatannya sudah melebihi Ayahmu " Gumam Nyai Sabrang Takjub.

" Suro-Suro Takdir telah mengatakan lain, ibu mengharapkan engkau menjadi orang biasa saja, Tapi tanpa Guru pembimbing malah engkau mampu menguasai Ilmu yang dahsyat sekali, Ya sang penguasa Jagat Lindungilah anakku sepertinya engkau memang menghendaki hal lain padanya, tidak sesuai dengan harapanku sebagai Ibunya " Batin Nyai Sabrang bergejolak

Dan Ketika Suro Mulai menggelar Jurus Ke Sembilan sampai dua belas ...Nyai sabrang hanya melongo dan tertegun sampai lupa entar ada lalat atau tidak masuk kemulutnya he he he ,karena melihat demonstrasi ilmu yang luar biasa untuk di gambarkan itu, yang bahkan dia sendiripun belum pernah melihatnya.

Setelah memainkan ilmu telapaknya Suro Mengambil Sebilah bambu mulai memainkan 7 jurus pedang pembelah bumi. Nyai sabrang hanya melihat ratusan Bambu yang berkombinasi, bersatu dengan gerakan Suro.

Kadang Bambu tersebut terlihat Diam tapi begitu Nyai sabrang Melihat arah yang di tunjuk Bambu itu dilihatnya Batang Pohon yang ada di depan Arah Bambu sudah berlobang puluhan banyaknya.

" Luar biasa ternyata dia juga sudah mampu menguasai tekhnik yang di sebut Hawa Pedang Lebih Berbahaya Dari Pedang Itu Sendiri " Sungguh luar biasa kamu Suro seperti menggumam dan gemetar tubuhnya menyaksikan kedahsyatan ke 7 jurus ilmu pedang itu.

Setelah Puas dengan 7 Jurus Ilmu pedangnya Suro Mulai memainkan Tiga Tekhnik melempar senjata Rahasia.

Tekhnik pertama " Melepar Bara menembus Awan " di gunakan , Ketika Lima pisau kecil di lontarkan Pisau tersebut dapat Melengkung dan menghantam sasaran sebuah batu yang berada di belakang Dua pohon di depannya.

" Wuiih Mantap Bahkan Tekhnik Melempar Bara Menembus Awan yang dia gunakan lebih sempurna dan seakan memiliki mata bisa melihat kalau sasaran ada di belakang sebuah benda lain, Bahkan aku yang memiliki tekhnik itu sudah puluhan tahun belum mampu melakukan seoerti itu " Gumam Nyai Sabrang

Bahkan Begitu Suro Mulai menggelar dua tekhnik selanjutnya, maka semakin terkejutlah Nyai sabrang
" Sepertinya Entah ada atau tidak di dunia persilatan ini orang yang mampu menandingi Teknik lemparan senjata Rahasia Suro yang luar biasa itu,"

" Sungguh Tak Kusangka dirimu bisa sehebat dan seahli ini, Padahal kamu hanya belajar dari kitab lusuh yang di tinggalkan kakek buyutmu, Pasti di kitab itu kakek buyutmu sudah menulis secara detail bagaimana cara menguasai, ilmu-ilmu yang ada di kitab itu " Nyai Sabrang hanya bisa berkata-kata di hati, dan terihat betapa kebahagian terlihat jelas di wajahnya, atas apa yang di raih anak tunggalnya tersebut.

Kemudian Terlihat Suro mulai menggelar 3 Jurus bersatu padu dengan angin , hampir pusing rasanya nyai sabrang melihat betapa cepatnya gerakan Suro kadang hilang kadang muncul di tempat lain seperti siluman saja, dan tiba-tiba Suro menghilang.

" Wah Suroooo…suroooo di mana kamu ????"
" Wah jangan-jangan anak nakal itu kesasar ke lain alam neh, karena terlalu cepat geraknya " Batin Nyai Sabrang kebingungan sambil tengok kanan dan Kiri

" Ciluk baaaa…a..a.." tiba-tiba di depannya Nyai Sabrang muncul Suro sambil berteriak membuat kaget Ibunya.
" Jedhuuk pletak !!!!"

" Aduh buu ampuuunnn, benjol lagi neh kepalaku "

" Makanya jadi orang jangan jail kagetin orang tua aja " Kata Nyai Sabrang sambil Melotot matanya
sementara Suro cuman bisa nyengir kuda aja.

Beberapa Waktu Tlah Berlalu.

Di Suatu pagi saat itu cakrawala di hiasi dengan semburat cahaya mentari, angin berhembus sepoi-sepoi di sebuah rumah di ujung desa LEMAH IRENG, duduklah seorang pemuda remaja dan ibunya…siapa lagi kalau bukan Suro Bledhuk dan Nyai Sabrang.

" Suro hati-hati di perjalanan ya, Ikuti alur yang sudah Ibu beritahu ya..!!"

" Yang terpenting jangan nakal ya selama di perjalanan," kata Nyai Sabrang

" Ah ibu ini emang aku anak kecil pakai kata jangan nakal segala," Kata Suro dalam hati

" Dan jangan mengoda gadis-gadis saja, nanti urusanmu malah ngak kelar-kelar serta yang utama selalu utamakan kebajikan, ibu selalu akan meminta pemberi hidup selalu melindungimu” kata Nyai Sabrang kemudian.

" Baik Bu akan selalu kuingat nasehatnya, Aku berangkat dulu Doakan anakmu berhasil ya bu sampai jumpa."

Dengan berat hati Suro pergi dari desa tempat dimana dia di besarkan untuk mencari kebenaran dan menguak misteri tentang kehidupannya, tak terasa sudah Tiga bulan Suro meninggalkan rumah banyak pengalaman dan kejadian aneh yang di dapatinya. ( pengalaman dan kejadian-kejadian aneh itu akan kita temui penjelasannya seiring berjalannya cerita ini dan mulai terungkap ketika nanti Suro sudah meninggalkan desa waringin…bocorin dikit deh rencana ceritanya he he he )

Saat ini tujuan pertamanya adalah mencari pamannya Suwito di desa Waringin. Suro saat ini pun tidak tahu berada di daerah mana.

Saat itu dia memasuki sebuah desa yang tidak terlalu ramai di lihatnya ada penjual Dawet ( Es cendol ) di pinggir jalan.

" Paman Dawet satu mangkok lengkap jangan lupa tidak pakai NPK ya..!!?"

" Iya den…tapi apa itu NPK..saya ngak ada campuran itu " Tanya penjual dawet itu

" OOoo itu artinya Ngak Pake Lama paman he he " Gurau Suro

" he he he aden ini ada-ada aja, sepertinya dari perjalan jauh ya den ??"

" Iya paman biasa anak muda keluyuran he he he desa ini apa ya namanya paman ??"

" OOO..Desa ini namanya desa Grontol ( jagung di rebus di kasih kelapa )"

" Wah kayak makanan aja neh paman namanya " Suro berkata sambil tersenyum.
 " Paman tau kah jalan menuju desa Waringin ??"

" Desa Waringin masih lumayan jauh , harus melewati dua desa lagi den terus ke arah selatan sana " kata Penjual dawet sambil menunjuk arah.

" Makasih paman petunjuknya, dawetnya enak sekali lho" kata suro sambil terus meminum dawetnya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar