SELAMAT MEMBACA

Selamat Datang Rekan-rekan Penggemar Cersil

Selasa, 19 Februari 2013

BERTEMU KAKEK - KAKEK ANEH

Kemudian Setelah membayar , Suro melanjutkan perjalanannya.

Dua desa telah terlewati..!!!

“ Tinggal memutari kaki bukit ini aku dah sampai desa waringin” batin Suro

Ketika asyik berjalan di lihatnya di kejauhan ada dua orang tua, yang satu berpakaian warna merah dan besar dengan sebuah kecapi di tangannya, Keapi tersebut terlihat seperti kecapi biasa saja cuman semua senarnya berwarna warni dan di ujung kecapi ada ukiran berbentuk seekor burung Rajawali yang indah sekali.

Sedangkan yang lain seorang tua dengan pakaian putih bersih membawa joran pancing..seperti layaknya pemancing cuman di ujung tali bukan tergantung pancing seperti umumnya, di Ujung talinya tergantung sebentuk tipis benda seperti pisau kecil yang ada kait di kanan dan kirinya, sedangkan di pangkal pisau itu terdapat rumbai-rumbai berwarna Merah, sementara Jorannya seperti sebentuk bambu tapi terlihat mengkilat mirip sebuah sinar mata golok saja layaknya.

"Sepertinya mereka sedang bertengkar,aneh sudah tua masih saja bertengkar, aku sebaiknya mendekat ah "gumam Suro

" Eh Pancing jelek ayo kembalikan telurku yang kau ambil tadi " kata kakek berpakaian Merah yang memegang sebuah kecapi.

" Enak aja dasar Kecapi Edan , kan tadi katanya kau berikan ke aku telur itu ,masak kamu minta lagi sekarang " teriak si kakek berpakaian merah dengan tak kalah sengitnya

" Yah tadi kan ku kasihkan kalau kamu mancing ikan Badar bersisik Emasnya dapat sebagai ganti telur itu , neh kagak dapat soalnya Ikannya , cepat kembalikan atau ku buat kau tidak bisa duduk juga tidak bisa berdiri " kata kakek berpakaian Merah.

" Waduh jongkok dong aku jadinya kecapi jelek, kagak mau enakan berdiri sambil makan telur daripada jongkok ha ha ha ha"

" Ngak mau di kasih hati rupanya dirimu….neh rasakan " Jurus Tembang Mengalun Hati Tertegun" tiba-tiba entah kapan kecapi tersebut sudah berada di depan orang tua tersebut terdengarlah denting suara kecapi yang mengalun merdu memikat hati menembang syair tentang kehidupan

" Seakan bercerita mau wahai manusia hindarilah angkara murka, adigang ,adi gung, adi guno, sopo siro sopo ingsun, kapak palune pande, ojo dumeh, dengki srehi, jahil meta khil ( Wahai manusia hiduplah dalam kebaikan, jauhkanlah sifat angkara yang menguasai hatimu, Menjauhlah dari sifat-sifat yang menganggap dirinya serba hebat sendiri, serba paling berguna bagi orang lain, Sifat dengki, tidak acuh dengan orang lain, apalagi sifat yang selalu mengganggu kehidupan orang lain "

Suara itu kemudian melengking,tinggi keangkasa dan tak berapa lama seakan keluar tenaga tak tampak yang menyergap kearah orang tua yang memegang pancing .

Dengan kalang kabut sambil mengayunkan joran pancingnya dia melakukan gerakan memutar joran pancing, maka terlihatlah tali pancing berputar dengan mengeluarkan suara desingan, " Weerrrrrr---ssriiing…..sungguh indah sekali " ( sebuah jurus yang sangat hebat dimana di kalangan dunia persilatan di sebut " Angin Berpusing Merontokkan Mega " ) sambil menggerutu kakek berbaju putih itu berteriak.

" eeeee kecapi jelek kau mau membuat aku babak belur ya"sambil mengayunkan kedepan joran pancingnya tiba-tiba mengeluarkan suara ledakan yang menggelegar begitu bertemu tenaga yang tak tampak dari petikan kecapi’’ Duar---duar deeerrrrrrr….der’’ seakan kaki bukit itu di landa gempa, terlihat dua orang terpisah sambil menyumpah-nyumpah.

 " kutu bau kau kecapi jelek tenaga serangan mu semakin dahsyat aja, ternyata jurus Tembang mengalun Hati Tertegun mu semakin hebat saja "

" ha ha ha kamu juga hebat tukang pancing jurus Angin Berpusing Merontokkan Megamu juga lebih dahsyat dari beberapa tahun lalu ha ha ha

Ternyata keduanya sebenarnya merupakan sahabat yang lama tak jumpa, dan mereka merupakan tokoh-tokoh aneh rimba persilatan seandainya ada orang yang tau siapa mereka tentu memilih kabur karena tahu sifat angin-anginan Dua pendekar tua tersebut serta sikap semaunya sendiri walaupun usia mereka telah tua. pemegang kecapi tersebut ternyata adalah KECAPI MAUT yang telah terkenal Belasan tahun lalu yang menghilang dari rimba persilatan dan kakek pemegang joran pancing itu tidak kalah aneh juga dia tidak terlalu mengutamakan sopan santun , lebih banyak semaunya sendiri, bergelar PANCING PEMANGGIL SUKMA ,sungguh aneh keduanya bisa muncul kembali setelah Belasan tahun menghilang dari rimba persilatan.

Ketika berbenturan dalam kekagetannya melihat akibat benturan tenaga tersebut yang membuat radius Lima Belas Meter hancur semua. Suro melihat sebuah benda yang di lemparkan ke udara dan kebetulan melayang ke arahnya maka  " Huffff " di tangkapnya benda tersebut.

" Benda apaan neh ??? Telur kayaknya"

Saat benturan tenaga tadi terjadi Suro berada di jarak sekitar Tiga Belas Meter dari tempat bertemunya tenaga dalam tingkat tinggi itu, Untung Suro telah melindungi dirinya dengan pengerahan Jurus ke Tujuh telapaknya ” Telapak Harimau Mengurung diri “ sehingga efek tenaga dalam benturan tersebut begitu menyentuh ke dekat batas pengerahan jurus telapaknya telah hilang tanpa bekas.

" Wah Telur apa neh gede banget "batin suro

Dilihatnya kedua kakek itu sedang tengok sana dan tengok sini.

" Eh kecapi bau dimana telur tadi kamu taruh . " Tanya Kakek Pancing Pemanggil Sukma

" Yah kulempar tadi ketika tenaga kita berbenturan " Jawab Kakek Kecapi Maut

" Dasar tua pikun kalau telur itu kok lemparkan bakal hancur kena efek pukulan kita " Teriak
Kakek pancing pemanggil sukma geregetan

" Eh iya..ya.. kenapa aku se tolol itu maafkan aku pancing rongsokan habis kalau ngak begitu bisa rontok aku kena seranganmu he he" Sambil dengan senyum Khas merasa tak bersalah

Tiba-tiba mereka di kagetkan oleh teriakan Suro." Kakek Telur inikah yang kakek-kakek cari..??"

Kedua pendekar tua tersebut kaget mendengar teriakan suro, dan tidak segera menjawab panggilan itu
Mereka kaget kok ada orang yang berdiri sehat dan utuh di dalam batas area efek serangan mereka, padahal setahu mereka jangankan manusia, lha wong batu atau kayu aja porak poranda. apalagi di dapati bahwa orang tersebut masih muda belia..sungguh mereka tidak percaya ada kejadian itu.

" Sungguh menyebalkan kalian ini kakek-kakek ada orang tanya bukan di jawab malah di pelototi " batin Suro…" Kok Pada Diem aja kakek-kakek,  aku pergi saja, kalau begitu !!" dan suro pun segera akan melangkah

" Eh sebentar-sebentar dulu Anak muda" hampir berbareng keduanya berteriak, dan tiba-tiba saja mereka sudah berdiri di hadapan Suro.

" Eh Kalau mau pergi Kasihkan dulu benda itu, Telur itu milikku "  hamper berbarengan mereka menjelaskan.

" Yah kakek bagaimana bisa telurnya Cuman satu ..kok bisa kakek berdua mengaku yang memiliki."

" Bener anak muda telur itu milikku"  kata kakek pancing pemanggil sukma

" kagak bisa itu milikku !! " kata kakek kecapi maut

Dan dilihatnya keduanya mulai bertengkar lagi dan akan memulai pertempuran.

" sebentar-sebentar kakek-kakek kalian tidak tau tuh akibatnya pertempuran kalian…. Coba kalian amati berapa mahluk hidup yang kalian bunuh….?? " Tanya Suro

" Tidak ada Makhluk hidup cuman pohon " jawab kedua kakek itu cepat

" Banyaklah yang sudah kakek –kakek Bunuh akibat adu tenaga tadi," Suro berkata tidak mau kalah

" Mana Buktinya Hayo " kata Kakek Kecapi cepat

" Wah Kakek ini lho " Sudah begini saja kalau aku bisa membuktikan maka serahkan padaku untuk menentukan bagaimana nasib telur ini akan jadi milik kakek yang mana, gimana setuju atau tidak ?? " kata Suro

"Aku setuju," kata Kakek Kecapi Maut cepat
 
" Eh Pancing rongsokan gimana denganmu, kok diem aja taakuuut ya. kalau ternyata telur itu jadi milikku"    
( pancing dan kecapi adalah panggilan akrab keduanya yang di pakai sudah bertahun-tahun sampai seakan-akan mereka melupakan nama sendiri karena kebiasaan mereka tersebut).

Biasa penyakit orang persilatan kalau sudah dengar ejekan kata takut, maka tanpa pikir panjang lagi ia menyetujui juga hal tersebut, Padahal biasanya Pancing pemanggil sukma sangat teliti dan bijaksana dalam mengambil keputusan gara-gara umpatan sahabatnya di depan anak muda itu makanya dia ngak pikir2 lagi…

" Baiklah kalau semua dah setuju , banyak sekali makhluk yang kakek berdua bunuh akibat pertempuran itu " sejenak Suro diam sambil mangambil nafas

" Coba lihat sekarang pohon manga besar yang roboh itu " suro berkata sambil menunjuk batang pohon mangga tersebut

" Yah emang apa hubungannya sama pohon itu ??" sahut Kedua Kakek itu hampir berbarengan
 " Pohon itu adalah tempat berteduh para hewan ketika panas, dibawahnya banyak rumput yang hijau yang dapat mereka makan bersama anak-anaknya, dengan robohnya pohon Mangga itu mereka harus mencari makan ke atas lereng gunung yang terjal, bukankah akan mati anak-anak mereka yang masih kecil dan juga tuh anak-anak monyet yang harusnya bisa makan buah manga jadi tidak bisa lagi, bukankah sama saja kakek-kakek membunuh mereka"

" heemm… bagaimana pendapatmu pancing " kata kakek kecapi karena dia tau pasti sahabatnya ini selalu bijak mengambil keputusan.

" Yah kalau di pikir-pikir seh benar juga tuh kata anak muda itu Kecapi, cuman kan itu nanti matinya masih lama he he " Kilah Kakek Pancing

" Trus yang mati mana ??, Mana bukti kalau kami saat ini telah membunuh makhluk hidupnya " Kata Kakek Pancing kemudian

" mau bukti kakek-kakek…." Kata suro sambil tersenyum

" Tentu harus ada bukti dong " berbarengan kedua kakek aneh itu menyahut sambil tersenyum penuh kemenangan, karena memang mereka melihat tidak ada satu hewan pun mati.

" Tuh " kata Suro sambil menunjuk ujung batang pohon

" ngak ada.. ngak ada kelihatan" seru kakek pancing penasaran

" ayo kita dekati kek " mereka berbarengan mendekati pohon tersebut ,ketika mendekati ujung pohon mangga.

" Manaaaa ?????, jangan ngelantur anak muda "  Kata kakek Kecapi setengah dongkol juga

" Tuh kek lihat banyak semut pada mati semua" kata Suro sambil tersenyum

" HaaaaaHHHHH, kurang ajar Kita di kadalin anak masih ingusan "seru kakek pancing dengan suara keras

" Iya bener kurang ajar neh anak " sahut kakek kecapi.

" he he he jangan marah dulu kek , kan aku tadi bilang makhluk hidup, emang apa aku bilang manusia kah atau aku bilang ada kerbau atau sapi yang mati, kan enggak kan " kata Suro Sambil senyum simpul.

" Sialan ini gara-gara dirimu pakai ngejek aku takut segala Kecapi buntut , kalau tidak mana mungkin kita di kerjai anak ingusan ini " kata Kakek pancing mendongkol

Tiba-tiba..

" Ha ha ha ha ha "  kedua kakek aneh itu berbareng ketawa .

" Dasar kakek-kakek aneh sudah di kerjai malah ketawa bukannya marah" batin Suro

" Siapa namamu anak muda ?? " Kata Kakek Pancing setelah tertawanya reda

"Suro Bledhuk kek, Maaf atas kelancanganku barusan" Kata Suro dengan Hormat

" Dasar memang kamu kurang ajar ha ha ha"

" Namamu aneh banget anak muda masak Debu (bledhuk ) kok bawa-bawa segala jadi nama"

" Sebenarnya justru kami yang harusnya minta maaf karena kelakuan kami kayak anak kecil " Kata Kakek Pancing

" Wah…" Suro melongo mendengar kata-kata itu “ masak aku yang ngerjai, dia yang minta maaf “
” Bener kata kakek bunyut dunia persilatan memang menyimpan misteri dan keanehannya sendiri”

" Oh iya kakek-kakek berdua yang sakti kalau boleh tau siapa ya nama ataupun gelarnya kakek berdua "

" Ah kayaknya nama asli kami sudah lupa panggil aja Kecapi Maut dan Pancing Pemanggil Sukma" kata kakek Kecapi sambil memperkenalkan diri juga rekannya.

" Wow keren kek gelarnya " canda suro karena dia tidak tau siapa sebenarnya kedua kakek itu yang merupakan dua orang aneh rimba persilatan yang sangat di takuti dan memang sudah menghilang belasan tahun lalu.

Kedua kakek itu tersenyum melihat tingkah Suro

" Kamu mau kemana Suro……" Tanya kakek Kecapi

" Mau ke desa Waringin kek menemui pamanku," jawab Suro

" Oh iya kamu bisa silatkah Suro, sambil matanya menatap mata suro yang terlihat begitu bening seperti samudera dalamnya.

" Heeem anak ini sepertinya bukan sembarangan anak, kalau bukan karena aku sudah puluhan tahun berkelana ,aku tidak akan tau bahwa tenaga dalamnya sangat sempurna sehingga bisa di sembunyikan dan tidak memancar keluar tapi darimana dia belajar, dengan umur semuda ini mempunyai tenaga dalam begitu sangat sempurna " Batin Kakek Pancing

Suro yang di pandangi Kakek Pancing jadi tidak enak….." Sedikit kek..silat kampung saja "..ketika di lihatnya kakek tersebut tidak menjawab dan masih memandanginya saja,

" Eh kek ada yang anehkah…"

 " Oooo Tidak-tidak he he he " Jawab Kakek Pancing Sekenanya saja

" Siapa pamanmu namanya Suro " si kakek pancing bertanya menyelidik Hal itu dilakukan karena melihat keanehan yang ada di diri Suro, siapa tau pamannya merupakan pendekar terkenal yang ia kenal.

" Suwito Kek " jawab suro

" Wah Sungguh aneh…namanya seperti bukan nama pendekar terkenal " batin kakek pancing
" Apakah dia seorang pendekar Suro " Lanjut kakek Pancing

Suro teringat akan pesan ibunya bahwa jangan sampai menceritakan sesuatu yang nantinya bersangkutan dengan perguruan Merak Emas sebelum , dia mengetahui secara jelas permasalahan yang terjadi belasan tahun lalu

" Ehm bukan kek hanya petani biasa " Jawab Suro cepat

" Trus apa Cita-citamu " tiba-tiba si kecapi menimbrung

Mereka mulai menyukai pribadi Suro walaupun kelihatan ndhablek ternyata sangat tau sopan santun.

" Aku seh pengennya bisa mempunyai perguruan sendiri dan menjadi ketuanya , supaya bisa menjaga perdamaian dunia persilatan kek, Gimana Mantap ngak Kek..he he he " Gurau Suro.

" Wah itu gampang Gimana kalau Kamu jadi murid kami aja " kata Kakek Kecapi seenaknya

Suro sejenak melenggak mendengar hal itu sambil tersenyum dia menjawab " Kata guru kampungku aku di larang berguru dengan siapapun lagi, cukup sedikit ilmu itu aja katanya " jawab suro merendah

" Lha trus bagaimana kamu mau jadi ketua perguruan kalau tidak belajar silat dengan sungguh-sungguh dan tentu silat yang tinggi…" seru si kecapi yang memang punya sifat asal jeplak tanpa piker dulu..

" Yah kan untuk menjadi seorang ketua perkumpulan bukan hanya Ilmu kesaktian saja tapi kan yang terpenting mau di bawa kemana arah perguruan kita, kalau mau di bawa kearah kebaikan pasti banyak kek yang akan bergabung " Kata Suro kemudian.

"  ha ha ha ha bener-bener sungguh anak muda yang bersemangat kalau gitu aku ikutan bergabung ya, he he he " tiba-tiba suara kakek Pancing yang mengejutkan Suro dan kakek kecapi.

Ternyata kakek pancing dengan Analisanya yang hebat sudah tau pasti ada latar belakang yng besar di diri anak muda ini dan yang pasti dilihat dari analisanya Tenaga dalam anak muda ini sempurna sekali..bahkan bila dia bergabung dengan kakek kecapi belum tentu dapat unggul juga…Entahlah bagaimana dengan ilmu silatnya….batin Kakek tersebut

" Aku dan kakek Kecapi akan bergabung dengan perguruanmu daripada kami keluyuran tak tentu arah….tapi ada syaratnya..?? bagaimana??? "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar